BHARABAS MEDIA, JAKARTA - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi mengatakan bahwa literasi keuangan bagi keluarga itu sangat penting.
Menurutnya, literasi keuangan merupakan fondasi penting bagi ketahanan ekonomi keluarga yang tercermin dari kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar, menabung, dan mengantisipasi resiko keuangan.
"Berdasarkan studi Organization for Economic Co-operation and Development/International Network on Financial Education (OECD/INFE) pada tahun 2023 juga ditegaskan bahwa literasi keuangan memperkuat financial resilince atau daya tahan finansial keluarga," katanya, dalam sosialisasi dan launching materi perencanaan keuangan keluarga yang disiarkan melalui YouTube Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Selasa (14/10/25).
Dijelaskannya, pengelolaan ekonomi menjadi salah satu faktor yang paling menetukan dalam finansial keluarga.
"Literasi pada keluarga utamanya dipengaruhi oleh persepsi ibu yang berpengaruh terhadap kemampuan kognitif anak di usia sekolah. Literasi keuangan itu merupakan salah satu skill esensial untuk bertahan di tengah kondisi sosial saat ini," ucapnya.
Friderica melanjutkan, ada beberapa hal yang perlu difahami jika ingin bijak dalam mengelola keuangan untuk keluarga sejahtera.
Adapun beberapa upaya tersebut kata dia, yang pertama adalah pahami kondisi keungan keluarga, yakni dengan membuat daftar pemasukan dan pengeluaran yang dilakukan mulai dari perbulan, serta menganggarkan terlebih dahulu hal-hal yang menjadi kebutuhan wajib atau keharusan, seperti uang belanja bulanan.
Untuk poin kedua bijak mengelola keuangan untuk keluarga sejahtera yaitu membedakan antara kebutuhan dengan keinginan.
"Buatlah skala prioritas dan tempat dan tanggap waktu yang diinginkan misalnya kebutuhan dana pendidikan anak untuk jenjang SMP atau misalnya keinginan beli motor dua tahun mendatang," ujarnya.
Friderica menambahkan yang ketiga yaitu bijak dalam berhutang, dengan memastikan hutang tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan dalam mengembalikannya.
Dan poin keempat yaitu mempersiapkan dana darurat, dengan mempersiapkan sejumlah uang yang disisihkan secara khusus untuk digunakan dalam situasi tak terduga yang memerlukan biaya mendesak dan tidak bisa ditunda.
"Berikutnya tidak takut untuk menolak ajakan apabila tidak sesuai dengan budget atau tujuan keuangan pribadi serta biasakan menabung atau investasi sebelum belanja," tutupnya. (rls/pri)
Komentar Anda :