Rupat Utara , Perlu Perhatian Pemerintahnya
Rabu, 03-08-2022 - 09:50:16 WIB

TERKAIT:
   
 

PEKANBARU -- Cuaca hari itu tergolong bagus , saat kedatangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau bersama sejumlah wartawan se Riau melewati jalan darat via bus menuju Rupat Utara. Langit yang biru lengkap dengan awan putih yang menghiasi , membuat jalan tanah yang dilewati begitu terpampang nyata. Alhasil begitu jelas dalam pandangan saya , yang merupakan salah satu wartawan dari salah satu Radio di Riau sekaligus peserta dalam kunjungan “BI Goes to Rupat” , bahwa jalan yang kami lewati tidak secerah cuaca sore itu.

Sempat beberapa kali tercetus dari mulut peserta dalam bus yang ditumpangi selama perjalanan “jalannya seperti naik kora kora”. Beberapa kali juga terdengar celetukan “owow” dan “awww” bahkan teriakan- teriakan kecil yang menandakan ketidaknyamanan penumpang akan jalan yang dilewati. Sopir yang mengemudikan bus pun beberapa kali terlihat sangat mawas dan hati-hati menginjak pedal rem dan memainkan kopling agar turbulensi dan goncangan di dalam bus tidak begitu terasa oleh penumpang.

Bayangkan hanya untuk menenggak minuman dari botol air kemasan, beberapa penumpang bus terlihat sangat hati hati , termasuk saya sendiri , harus ekstra hati-hati. Takut kalau-kalau air jatuh dan membasahi pakaian.

Yap, kondisi yang sangat tidak nyaman ini memang tidak terjadi di sepanjang perjalanan menuju Rupat Utara dari Pelabuhan Sri Tanjung. Ada beberapa jalan yang sudah di rigid, dan tidak begitu terasa bergelombang. Tapi perjalanan yang cukup panjang dengan kecepatan bus 40 km/jam ,  tentu sukses membuat  tubuh penumpang  bus kelelahan. Bayangkan total durasii dari Tol Pekanbaru Dumai sampai ke Rupat Utara tepatnya di Villa Anting Putri , tempat menginap peserta BI Goes to Rupat kurang lebih 7,5 jam. 

Dimulai dari menempuh tol Pekanbaru Dumai , lalu menyeberang menggunakan kapal RoRo , dan melewati jalur darat menuju Rupat Utara sampai akhirnya ke Villa Anting Putri Tj. Punak, Kecamatan Rupat Utara. Belum lagi di sepanjang jalan tidak terdapat lampu jalan atau bahkan penunjuk arah  ataupun denah lokasi. Membuat siapa saja yang baru pertama kali datang, akan sukses menggaruk-garuk kepala untuk mencari jalan agar  tepat sampai ke tujuan. Jika pun mengandalkan maps / google , ternyata juga tidak segampang itu. Signal  di layar handphone beberapa tertera edge yang artinya sangat minim untuk akses internet di Rupat Utara. 

Dengan berbagai kesulitan dan keterbatasan terutama akses jalan  menuju Rupat Utara ini , membuat rasa penasaran saya timbul. Apa sebenarnya misi yang dibawa Bank Indonesia  Riau datang ke daerah ini ? Mungkinkah hanya terbuai dengan indahnya pantai Rupat Utara yang banyak dipamerkan di situs pencarian google ? Atau Bank Indonesia ingin memastikan seperti apa peredaran mata uang rupiah di wilayah yang konon disebut hanya mengenal ringgit Malaysia sebagai alat pembayaran dan bertansaksi ini ?

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau, Muhammad Nur akhirnya menjawab keingintahuan saya. Dalam diskusi yang dilakukan beliau di sela – sela momen menikmati  suasana Pantai di Villa Anting Putri , beliau memaparkan beberapa alasan kenapa Bank Indonesia begitu “concern” dengan Rupat Utara.

“Saya bicara umum  dulu ya, kalo secara nasional sebenarnya Bank Indonesia merupakan bagian bersama pemerintah juga , untuk mendukung pengembangan pariwisata  10 destinasi prioritas. Dan Riau memang belum masuk dalam 10 destinasi prioritas tersebut”, jelas Nur. 

Namun meski belum masuk dalam destinasi prioritas , bukan berarti tidak ada yang bisa dilakukan Bank Indonesia wilayah Riau dalam mendukung program pemerintah pusat ini. Menggali terus potensi pariwisata di suatu daerah ,  ternyata turut menjadi pekerjaan rumah Bank Indonesia , karena Nur mengakui , pariwisata kedepan adalah sektor yang tidak ada habisnya dalam artian tidak terbatas. Berbeda halnya dengan mineral, logam, migas , dan sumber daya yang tidak terbarukan lainnya, yang suatu saat akan ada momen untuk habis dan akhirnya tidak menghasilkan lagi. 

Selain itu Pariwisata , masih menurut Nur, adalah sektor yang  ramah  terhadap lingkungan. Dalam artian semakin berkembang pariwisata di suatu daerah akan diikuti dengan dampak dampak positif lain terhadap lingkungan di daerah tersebut atau yang sekarang kita kenal dengan “ekonomi hijau”.

Bank Indonesia Riau bahkan sudah memetakan dan melakukan penelitian  yang hasilnya akan disampaikan segera ke pemerintah daerah bahkan pusat bahwa  Rupat merupakan salah satu destinasi pariwisata yang bisa dikembangkan di bidang bahari atau kelautan. Hasil kajian Bank Indonesia Riau melihat bahwa pariwisata Riau hari ini, “share” nya masih relatif kecil dibandingkan sektor lain, padahal Rupat Utara khususnya , punya potensi untuk terus dijadikan sektor primadona bagi Riau. Sehingga ke depan Riau punya “amunisi” cadangan ketika sektor andalannya yaitu migas akan habis.  

Selain kekayaan bahari Rupat Utara yang sangat bisa dijadikan pendapatan bagi Riau, keindahan pantai Rupat Utara juga tidak kalah penting untuk diperhatikan pemerintah daerah. Apalagi melihat posisi strategis yang dimiliki Rupat Utara sangat dekat dengan negara tetangga. Tentu ini dapat dimanfaatkan untuk mendatangkan lebih banyak lagi wisatawan asing ke Rupat Uatara dan akhirnya menambah pendapatan daerah.  Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki Rupat Utara inilah ,  Nur menyarankan , pemerintah daerah khususnya Riau atau bahkan pemerintah pusat harus berani berinvestasi dan akhirnya merubah kawasan Rupat Utara ini menjadi kawasan yang memang layak dikunjungi dan diperhitungkan wisatawan. 

Lantas, apakah semudah itu untuk membuat Rupat menjadi kawasan yang memang layak dikunjungi dan diperhitungkan wisatawan ? 

Mengingat Riau yang sangat kaya dengan migasnya bahkan sejah berpuluh tahun lalu, tentu sebenarnya tidaklah hal yang sulit untuk Rupat Utara berkembang pesat layaknya Kabupaten Toba Samosir di Sumatera Utara dengan Pulau Samosir nya , atau Kabupaten Semarang Jawa Tengah dengan Desa Kopengnya yang menawarkan kesejukan lereng Gunung Merbabunya.Apalagi Kabupaten Bengkalis sendiridikutip dari bengkaliskab.go.id , termasuk salah satu kabupaten kaya di Riau dengan hasil minyak bumi yang menjadi sumber terbesar APBD nya bersama dengan gas.  Lalu kenapa Rupat Utara tidak menggema selayaknya Danau Toba, ataupun Kawasan Harau Sumatera Barat? Apakah Rupat Utara memang luput dari perhatian Pemerintah Provinsi Riau selama ini ?

Menurut kajian yang telah dilakukan Bank Indonesia Riau, yang dibagikan pada seluruh peserta “BI Goes to Rupat” , pemerintah  sebenarnya telah menyusun masterplan pengembangan Pulau Rupat Utara tertuang dalam Rencana Detil Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN) 2016 dan dalam Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Riau tahun 2021-2030. Namun sepertinya masterplan Rupat Utara 2016 ini masih belum tergambarkan dengan jelas konsep pariwisata seperti apakah yang ingin dihadirkan di DTW (Daerah Tujuan Wisata). Selain itu , ada ketidakharmonisan kebijakan sinergi antara pemerintah pusat , provinsi , dan kabupaten dalam menentukan konsep wisata tematis untuk pengembangan DTW. 

Ahmad Nawawi  seorang Dosen yang juga anak kelahiran Rupat Utara , dalam diskusinya bersama peserta BI Goes to Rupat , mengakui  sifat dasar kesukuan dalam hal ini Melayu yang mempunyai sifat penyegan dan lebih menyukai memancing dan berkebun daripada berjualan , ternyata  turut mempengaruhi antusiasme perkembangan wisata di Rupat Utara.  Keeengganan penduduk asli  untuk memanfaatkan kedatangan wisatawan ke Rupat Utara , misalnya dengan pembuatan souvenir ataupun  karya seni  lain untuk dikonsumsi wisatawan masih sangat kurang bahkan hampir tidak ada  dan menurut Nawawi, hal ini ternyata juga berpengaruh terhadap geliat pariwisata Rupat Utara. 

Selain itu, diakui Nawawi , kejayaan Provinsi Riau pada masanya termasuk Bengkalis dengan sumber daya alamnya yang melimpah di masa dahulu membuat pulau-pulau terluar yang tidak memiliki potensi SDA seperti Rupat Utara seakan dilupakan. Berpuluh puluh tahun Riau terbuai dengan hasil migas dan perkebunannya , sehingga pulau terluar seperti Rupat cukup jarang diperhatikan. 

Saat mendengar keluhan para peserta terkait akses jalan yang jauh dari kata memuaskan, Pak Nawawi hanya berkata , “percayalah , jalan yang kalian lewati menuju Villa dari pelabuhan adalah yang terbagus selama 10 tahun terakhir. Rupat khususnya Rupatb Utara sudah sangat jauh, jauh sekali berkembang setidaknya jika dibandingkan 10 tahun terkahir. Jangan jalan yang di aspal, listrik saja baru beberapa tahun terakhir hidup 24 jam disini,” ujar Nawawi dengan serius. 

Nawawi bahkan menambahkan  Rupat dulu, adalah Rupat dengan warga yang hanya tahu Indonesia adalah bendera merah putih. Lebih dari itu, seperti alat pembayaran atau uang, radio, bahkan bahasa , semuanya dipengaruhi dan didominasi oleh negara tetangga yaitu Malaysia. 

Mendengar penjelasan beliau, sontak saya merasa bersalah sudah merutuki 2,5 jam perjalanan saya dari pelabuhan menuju Villa Anting Putri di dalam bus karena jalan rusak. Ternyata warga asli sini punya history yang sangat jauh dari kata layak untuk pengembangan insfrastruktur desa mereka.  Setidaknya saya bersyukur, meski ada di satu teritorial provinsi yang sama yaitu Riau, setidaknya  dari saya lahir dan tinggal selama ini di Pekanbaru, masih bisa merasakan kehadiran pemerintah untuk membangun infrastruktur daerahnya. 

Melalui  kunjungan “BI Goes to Rupat” , Kepala Bank Indonesia Provinsi Riau Muhammad Nur kembali menegaskan, sejauh ini selain hasil kajian yang dilakukan,   Bank Indonesia juga telah membuat pokdarwis Kelompok Sadar Wisata. Melalui bantuan yang diberikan kepada Pokdarwis ini, diharapkan mereka nantinya bisa punya keterlibatan langsung terhadap pengembangan pariwisata di Rupat. 

Di akhir, Nur kembali menegaskan, butuh capital yang besar, butuh effort dan keseriusan yang besar dari pemerintah, dan investor yang juga besar untuk bisa konsisten mengembangkan potensi Pariwisata di Rupat Utara khususnya yang diharapakan jika sukses, akan mendatangkan perekonomian yang besar pula untuk Provinsi Riau.   menyampaikan kajian kajiannya kepada pemerintah daerah untuk bisa menjadi bahan evaluasi bagaimana kita bisa menyakinkan para investor agar mau berinvestasi di Pulau Rupat. 

Kawasan Wisata Rupat Utara , sekali lagi tidak akan bisa dikenal dan standout di mata dunia tanpa dukungan dari semua stakeholders. Kesamaan visi misi termasuk dari masayarakat asli Rupat Iutara, perlu dimatangkan pemerintah untuk benar benar mewujudkan Rupat Utara sejajar dengan  destinasi proiritas lain di Indonesia. Dan melalui artikel ini, saya sebagai salah satu peserta Capacity Building “BI Goes to Rupat”, yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia menjadi sangat tergugah dan terdorong untuk ikut menjadi salah satu bagian dan pengembangan Kawasan Pariwisata Rupat Utara.(JG)



 
Berita Lainnya :
  • Rupat Utara , Perlu Perhatian Pemerintahnya
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Pj Gubernur Riau: Lancang Kuning Carnival Bakal Tampilkan Fesyen Lokal Menuju Kancah Internasional
    02 Pemprov Riau Bersama Mesjid An-Nur serahkan santunan 150 Anak Yatim
    03 Polda Riau Kerahkan 3.508 Amankan Operasi Ketupat Lancang Kuning 2024
    04 Jelang Idulfitri, Pj Gubri Harap Seluruh Jajaran Amankan Arus Mudik
    05 Dishub Imbau Masyarakat Lapor Jika Temukan Jukir Liar
    06 Direksi BRK Syariah Lanjutkan Safari Ramadan Bersama Pemprov Kepri dan Berikan Bantuan CSR
    07 Yuk Baca Mudikpedia agar Mudik Ceria dan Penuh Makna
    08 Cuaca Cerah Berawan, Waspada 120 Hotspot Terpantau di Riau.
    09 Tingkatkan Sarana, Masjid Al Huda Pian Padang Natuna Terima Dabamas BRK Syariah
    10 Jabatan Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun Segera Berakhir, Pemprov Riau Segera Proses ke Kemendagri
    11 Indosat Ajak Masyarakat Rayakan Indah Ramadan Lewat Gerakan Sosial dan Pemberdayaan Ekonomi Lokal
    12 Besok, Pj Gubri Akan Santuni 150 Anak Yatim Dalam Peringatan Nuzulul Quran di Masjid Raya Annur
    13 Safari Ramadan di Rokan Hilir, CSR BRK Syariah Kembali Disalurkan
    14 Para Pelaku Usaha Pemotongan Ayam di Pasar Belantik Siak Terima Surat Keterangan Halal
    15 Kick off Riau Sharia Week 2024: BI Gelar Capacity Building Nazhir Wakaf Produktif Bersama BWI Riau
    16 Masjid Al Fatah Kuansing Terima Dana CSR, Asisten I Pemprov Riau Ajak Menabung di BRK Syariah
    17 Disperindag Mulai Lakukan Tera Ulang di Sejumlah SPBU di Pekanbaru
    18 Cuaca Cerah Berawan, Waspada Puluhan Titik Panas Terpantau di Riau.
    19 BRK Syariah dan Pemprov Riau Salurkan Bantuan CSR Untuk Pembangunan Masjid Nur Ilham di Desa Semunai
    20 BKKBN Riau Tingkatkan Peran BKB
    21 OMBUDSMAN MENGAJI DAN BERBAGI DI MADRASAH ALIYAH MA’ARIF NU RIAU
    22 Konservasi Gajah PHR Mendunia, Raih Green World Environment Awards 2024 di Brasil
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © Buletin Satu - News information About Riau