PEKANBARU -- Guna meningkatkan kualitas BKB secara holistik dan terintegrasi dengan posyandu dan paud, Badan Kependudukan dan Keluarga, Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Riau memperkuat peran 7.000 lebih fasilitator kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) secara terpadu. Hal ini disampaikan okeh Kepala Perwakilan BKKBN Riau, Dra. Mardalena Wati Yulia M.Si, kamis (21/3) di Pekanbaru.
"Keberadaan fasilitator kelompok BKB holistik integratif dengan posyandu dan paud diharapkan mampu memberikan pengetahuan keterampilan kepada ibu memiliki balita bagaimana merawat tumbuh kembang balita mereka dengan baik sesuai tahapan usia anak," ujarnya saat menghadiri acara pertemuan fasilitator kelompok BKB holistik terintegratif tingkat Provinsi Riau tahun 2024
Lebih lanjut ia mengatakan saat ibu memiliki balita maka pengetahuan dalam merawat balita harus benar-benar baik, sehingga stunting bisa dicegah.
Sebab stunting bisa dicegah dengan upaya memberikan perawatan yang baik pada anak usia 6 bulan dimana bayi sudah mulai belajar banyak kemampuan baru, seperti tengkurap, merangkak hingga merespon saat namanya dipanggil.
"Supaya tumbuh kembang bayi makin optimal di usia bulan keenam ini maka ibu perlu melakukan stimulasi yang tepat. Selain itu stimulasi lain apa lagi yang tepat untuk si kecil, ibu perlu memahami dulu apa saja kemampuan yang sudah dan akan bisa dilakukan bayi pada bulan ke-6 ini," katanya.
Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) memiliki peran penting, karena BKB memiliki kartu kembang anak (KKA) yang dikeluarkan BKKBN untuk memantau kegiatan pengasuhan orang tua dan tumbuh kembang anak. Selain itu KKA dapat digunakan untuk melakukan asah, asih, asuh sesuai usia anak.
KKA ini, katanya lagi, berfungsi sebagai alat deteksi dini adanya penyimpangan atau gangguan perkembangan anak yang meliputi aspek perkembangan motorik kasar, motorik halus, komunikasi pasif, komunikasi aktif, kecerdasan dan kemampuan sosialisasi secara bertahap.
"Dengan demikian keberadaan BKB diharapkan eksis di lapangan dan memahami pengisian KKA sehingga dapat diterapkan pada kelas BKB," katanya.
BKB dan tim penggerak PKK yang berada di level desa semoga bisa melakukan pembinaan terhadap BKB dengan maksimal. Apalagi BKB Kabupaten Kampar bisa menjadi contoh terkait pada Harganas 2023 menjadi terbaik nasional II untuk kategori BKB tingkat kabupaten.
BKB di desa bisa membuat laporan setiap bulan, berapa jumlah kelompok BKB yang ada, berapa yang datang ke tempat penyuluhan serta BKB bisa mengajak ibu untuk menimbang berat badan anak serta mengukur kecerdasan anak.
Sedangkan kerja sama holistik terintegrasi dengan paud adalah dalam bentuk perawatan lanjutan ketika anak sudah memasuki usia pendidikan secara dini.(AD/RLS)
Komentar Anda :