PEKANBARU -- Menilik data yang di rilis berdasarkan Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menunjukan prevalensi anak yang mengalami stunting di Provinsi Riau sebesar 22,3%. Melihat pada angka rata rata penurunan dari tahun sebelumnya hanya mampu berkurang sebesar 1.6%. Walaupun angka ini masih di bawah rata-rata nasional 24,4%, akan tetapi sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting mengamanatkan target nasional angka prevalensi stunting adalah sebesar 14% pada tahun 2024.
Namun demikian kondisi stunting di Provinsi Riau diprediksi akan turun sesuai yang diharapkan, melihat dari strategi dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Riau bersama dengan tim pelaksana percepatan penurunan stunting tidak terkecuali pihak swasta yang bersinergi dan bergotong royong menurunkan angka stunting.
Optimisme ini disampaikan oleh Kepala BKKBN RI, DR.(H.C) dr.Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) saat menjadi nara sumber utama dalam Penguatan Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam rangka percepatan penuruan stunting di Provinsi Riau, Senin (25/7/2022) di aula utama PTPN V di Pekanbaru.
“Angka stunting di Provinsi Riau saat ini berada di bawah rata-rata nasional yakni 22,3 persen, sementara di Pekanbaru 11 persen. Saya optimis karena gotong-royongnya juga hebat. Seperti pihak PTPN V yang menjadi Bapak Asuh Anak Stunting yang hari ini memberikan bantuan kepada anak beresiko stunting. Begitu juga dengan PT PHR yang menjadi BAAS bagi 100 anak,” papar Hasto.
Hasto Wardoyo menyampaikan ucapan terima kasih kepada Gubernur Riau Syamsuar yang sangat concern terhadap percepatan penurunan stunting di Riau. Ia mengapresiaasi semua pihak, sehingga diakuinya ekspose stunting di provinsi riau sangat terasa.
Dalam kesempatan tersebut Ia juga mengapresiasi pihak swasta maupun individu yang turut serta dalam program Bapak Asuh. Termasuk PTPN V. Adanya Bapak Asuh Anak Stunting, akan semakin mendorong upaya percepatan agar angka pravelensi stunting di Riau dapat ditekan.
“Kalau mau investasi jangka panjang dan banyak diuntungkan, jadilah Bapak Asuh Anak Stunting. Si anak akan berterima kasih karena mendapat gizi yang cukup, keluarganya terbantu, dan pemerintah juga akan berterima kasih karena terbantu dalam program ini. Yang berterima kasih banyak sekali,” imbaunya.
Sementara itu, Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, Masrul Kasmy saat membuka secara resmi acara pembinaan dan penguatan Tim Pendamping Keluarga (TPK) juga mengapresiasi pihak-pihak yang dengan ringan tangan bersedia menjadi Bapak Asuh, termasuk PTPN V dalam hal ini.
“Kami mengucapkan Terimakasih Pada PTPN V beserta jajarannya yang telah menjadi bapak asuh untuk 50 orang anak. Semoga akan banyak pihak pihak swasta, perusahaan multinasional yang akan melakukan hal yang sama. Sehingga upaya percepatan penurunan stunting akan semakin cepat” terangnya.
Selanjutnya Masrul Kasmy mengungkapkan bahwa demi mempercepat penurunan stunting di Provinsi Riau, pemerintah telah menggelontorkan dana alokasi khusus (DAK) tahun 2021 sebesar Rp. 38 Milyar lebih, bahkan dilakukan menambahkan dana hampir 100% pada tahun 2022 sebesar Rp.50 Milyar lebih.
"Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada BKKBN RI yang telah mengalokasikan dana khusus Yang dulu kita tidak dapatkan, sub bidang kb khusus yg sudah dia lokasikan untuk seluruh kabupaten kota di riau dan semoga dengan perhatian yang serius ini maka akan semakin maksimal sinergi dari seluruh stakeholder”, tutupnya. (AD)
Komentar Anda :