PEKANBARU - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) memiliki kebijakan khusus dalam memberikan pelayanan kontrasepsi pada masa pandemic covid-19. Hal ini lakukan karena pelayanan KB tetap harus berjalan untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Bina Pelayanan KB Wilayah Khusus BKKBN Pusat, Evi Ratnawati, dalam penjelasannya di acara FGD di gedung BKKBN Riau, jumat(13/11).
“Pelayanan kontrasepsi sangat penting dilakukan terlebih di masa pandemic saat ini. Karena selama pandemic ini, peserta KB atau calon akseptor enggan mendatangi faskes untuk mendapatkan kontrasepsi atau memperpanjang kontrasespsi yang dipakai. Pelayanan tetap harus diberikan tapi ya tetap sesuai protocol kesehatan ya, untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan” jelas Evi.
Lebih lanjut ia juga tidak menampik adanya kecenderungan penurunan peserta KB. Bahkan disampaikan terjadi peningkatan kehamilan yang tidak diinginkan sebesar 9-10 persen. Hal ini tentu menjadi perhatian pemerintah agar pertumbuhan penduduk tetap terkendali.
“Ya, memang kita akui terjadi kenaikan peserta KB yang menggunakan kondom. Karena biasanya yang dapat pelayanan KB suntuik, implant, dan yang lain itu, merasa takut untuk diberi pelayanan, mengingat harus ada kontak. Jadi pada takut di masa pandemic ini. Jadi mereka berpendapat pakai kondom lebih aman. Tapi ya ini juga tidak apa-apa asal mereka menggunakan kondom secara disiplin dan benar”, terangnya.
BKKBN memberikan pelayanan KB di masa pandemic dengan berbagai kebijkan. Seperti adanya pelayanan online. Artinya Kondom dan PIL dapat diperoleh dengan menghubungi PLKB atau kader melalui telepon. Selain itu Akseptor IUD, implant, MOP, dan MOW tidak perlu control.
Apabila ada keluhan bisa membuat perjanjian dengan petugas kesehatan untuk pemeriksaan. Bagi yang sudah habis masa pakainya, dan tidak memungkinkan untuk datang ke petugas kesehatan, dapat menggunakan kondom, pantang berkala, atau senggama terputus.
Di tempat yang sama Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Mardalena Wati Yulia, juga mengatakan wikayah Riau juga disiplin menrapkan kebijakan pelayanan khusus di masa pandemic. Secara regular tetap di adakan pelayanan statis di fasilitas kesehata yang ada. Selain ini di masa pandemic ini juga kerap diadakan pelayanan berupa bhakti social untuk meningkatkan pelayanan KB.
“Seperti yang selalu kita sampaikan, pelayanan statis di faskes bersama bidan tetap berjalan ya setiap hari, namun untuk meningkatkan pelayanan kita di tengah masyarakat kita adakan bhaksos. Tapi bhakti social di masa pandemic ini kita atur sedemikian rupa agar tidak terjadi kerumunan. Kita atur jadwal kedatangan peserta KB atau calon akseptor, misalnya satu jam hanya dua orang saja, begitu seterusnya. Intinya kita tetap mematuhi protok keselamatan covid-19”, terang Mardalena.
Mardalena juga mengamini adanya kecenderungan penigkatan penggunaan kontrasepsi berupa kondom. Jika dilihat data capaian pelayanan KB per September 2020, terdata ada 7% jumlah pengguna kondom di provinsi riau. Angka ini tergolong tinggi jiga disbanding persentase jenis lain.
Pada acara FGD tersebut juga disampaikan pentingnya menunda kehamilan selama pandemic. Mengingat seseorang yang tengah hamil biasanya mengalami mual dan muntah, yang berakibat menurunkan system imun tubuh dan kondisi ini rawan tertular virus covid-19. Selain itu di masa pandemic terjadi keterbatasan akses pemeriksaan kehamilan karena banyaknya fasilitas kesehatan seperti praktik dokter yang tutup. (AD)
Komentar Anda :