JAKARTA -- Pengamat sepak bola nasional, Mohammad Kusnaeni, meminta kepada PSSI untuk terbuka kepada publik terkait kondisi pemain Timnas Indonesia yang sampai saat ini belum juga memulai latihan.
Sebelumnya, PSSI menjadwalkan TC Timnas Indonesia U-19 dan senior digelar bersamaan mulai 24 Juli lalu. Namun, atas permintaan pelatih Shin Tae Yong, PSSI menunda latihan tersebut ke 1 Agustus. TC Timnas Indonesia belum juga dimulai hingga Rabu (5/8).
Tersiar kabar soal hasil tes positif covid-19 yang didapatkan pemain yang membuat TC belum juga bisa digelar. PSSI melalui Ketua Umum, Mochamad Iriawan atau Iwan Bule sempat membantah ada pemain yang positif Covid-19, Senin (27/7).
Sepekan kemudian atau Senin (3/8), PSSI kembali mengeluarkan rilis yang berisi pernyataan Iwan Bule yang mengatakan bahwa latihan perdana Timnas Indonesia mengalami penundaan karena masih menunggu hasil swab test. Jadwal terbaru menyebut TC akan berlangsung pada Sabtu (8/8) mendatang.
"Sisi positifnya ini menunjukkan kehati-hatian PSSI. Kalau situasi tidak kondusif, latihan tidak boleh dipaksakan. Ini sikap kehati-hatian yang baik. Kalau satu kena [Covid-19] dan dipaksa latihan, akan berdampak tidak baik. Karena ketika kita sekarang juga sedang bersiap memulai kompetisi, nanti ada klaster baru akan jadi masalah," kata Kusnaeni melalui sambungan telepon kepada CNNIndonesia.com, Rabu (5/8).
Meski begitu, Kusnaeni setuju jika dalam konteks paparan Covid-19, transparansi harus diutamakan. Kusnaeni menegaskan bahwa Covid-19 adalah masalah bersama yang menyangkut hajat hidup orang banyak dan tidak boleh ditutup-tutupi.
"Pemerintah sudah menunjukkan dengan baik ketika setingkat Menteri ada yang terkena Covid-19 langsung dipublikasikan. Mungkin hasil tes belum keluar, tapi ketika sudah keluar dan terbukti ada yang terpapar harus diberi tahu ke publik."
"Publik juga tidak akan memberikan penilaian negatif. Publik pasti akan memberikan dukungan, kasih semangat," ucap Kusnaeni.
Selama ini, publik hanya menerka dan berasumsi atas apa yang mungkin terjadi di dalam TC Timnas Indonesia. Namun, Kusnaeni menilai, penting bagi publik mendapatkan gambaran yang utuh dari PSSI secara langsung.
Lanjut Kusnaeni, sikap kewaspadaan yang ditunjukkan PSSI perlu diseimbangkan dan dikombinasikan dengan transparasi informasi secara tepat.
"Covid-19 bukan aib, publik akan bersimpati jika PSSI bisa transparan. Kalau PSSI menyembunyikan, justru ini akan jadi bumerang. Contoh di luar negeri, mereka menyampaikan secara terbuka terhadap kondisi pemain yang terpapar, bahkan pemainnya sendiri yang menyampaikan langsung," tegasnya.
PSSI menggelar rapid test dan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) melalui tes swab secara langsung setelah pemain yang dipanggil mengikuti TC Timnas Indonesia tiba di Jakarta. Selama 13 hari terakhir, PSSI sudah menggelar sekali rapid test dan tiga kali tes swab yang hasilnya tidak disampaikan ke publik.
"Secara logika harusnya hasil tes tidak harus menunggu selama ini. Penanganan Covid-19 sudah semakin baik, kecepatan pemeriksaan semakin cepat, lab semakin banyak. Kalau hasil belum ada, ini sedikit membingungkan masyarakat."
Alhasil, prasangka dari masyarakat tidak bisa dihindari. Lambannya informasi dan tidak adanya transparasi dari PSSI membuat isu liar makin berkembang di masyarakat yang dia ggap sudah cerdas memahami berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui hasil tes dan penanganan terhadap covid-19.
"Sekali lagi, ini bukan aib, jadi sampaikan saja. Harus seimbang, antara kebutuhan TC Timnas dan informasi masyarakat. Apalagi Timnas berada di area publik, Hotel Fairmont. Mereka berhak mendapatkan informasi apa yang terjadi."
"PSSI wajib memelihara keseimbangan suasana kondusif di Timnas dengan menjalankan prinsip transparansi sebagai kewajiban sebuah institusi publik. Balik lagi komunikasi publik ini masih jadi persoalan besar di PSSI," terangnya.
Sementara itu, CNNIndonesia.com sudah mencoba menghubungi Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, Rabu (5/8), untuk menanggapi desakan agar PSSI terbuka soal TC Timnas molor. Namun, belum ada respons dari Iriawan hingga berita ini dipublikasi. (CNI)
Komentar Anda :