BULETINSATU.com -- Aroma kegagalan penyelenggaraan SEA Games 2019 di Filipina sudah tercium sejak jauh hari sebelum gelaran dimulai.
Dilansir dari CNNIndonesia.com, isu mundurnya Filipina sebagai tuan rumah mulai berembus sejak awal tahun 2019. Pertikaian pejabat tinggi olahraga dan pemerintah jadi masalah utama.
Anggaran yang diajukan Panitia Penyelenggara SEA Games Filipina (PHISGOC) sebesar 7,5 juta miliar peso atau sekitar Rp2 triliun tak disetujui senat.
Penundaan keputusan yang dilakukan anggota dewan pun membuat anggaran terlambat cair yang berimbas kepada persiapan secara keseluruhan.
Anggota DPR Filipina Prospero Pichay sempat mengancam mundur seandainya bujet anggaran tak disetujui pada April. Filipina dinilai bisa batal jadi tuan rumah SEA Games lantaran Komisi Olahraga Filipina (PCS), bakal kesulitan membeli peralatan sesuai dengan prosedur pengadaan Komisi Audit.
Kongres Filipina akhirnya menyetujui anggaran sebesar 5,1 miliar peso atau sekitar Rp1,3 triliun untuk persiapan negara tersebut sebagai tuan rumah Sea Games 2019.
Tarik-menarik anggaran sempat memicu rumor Filipina akan mundur sebagai tuan rumah. Indonesia dan Thailand digadang sebagai alternatif ideal jika Filipina benar-benar mundur.
Namun, kabar tersebut dibantah oleh Ketua PHISGOC, Alan Peter Cayetano. Ia menegaskan Filipina siap menggelar multievent dua tahunan tersebut.
Hanya saja, Cayetano yang juga menjabat Ketua DPR Filipina mengkritik anggota dewan yang tidak menyetujui rencana anggaran sejak awal.
Cayetano mengecam Senator Franklin Drilon yang mendesak untuk mengurangi anggaran SEA Games. Drilon menyarankan agar sebagian besar anggaran dialihkan demi masalah lebih penting di Filipina.
Namun, tarik menarik yang dilakukan para pejabat tinggi tersebut membuat persiapan amburadul. Sejumlah kontingen pun mengeluh hingga melayangkan surat protes kepada panitia penyelenggara.
Masalah transportasi, ketersediaan hotel, makanan ideal untuk atlet, hingga renovasi venue dinilai cukup mengganggu kenyamanan sebelum pertandingan.
Sebagian kontingen mengeluhkan pelayanan yang diberikan panitia penyelenggara SEA Games 2019, PHISGOC. Salah satunya timnas Thailand U-23 yang menyayangkan kemacetan di Filipina yang membuat Gajah Perang membatalkan latihan.
Sarana hotel yang belum siap juga membuat timnas Myanmar harus tidur di lantai. Selain itu, Myanmar juga mengkritik ukuran bus rombongan tim yang terlalu kecil.
The Straits Times Melaporkan, CdM Singapura Juliana Seow telah mengirimkan surat resmi kepada Kepala Operasional PHISGOC soal tidak tersedianya makanan halal dan terbatasnya pilihan makanan untuk kontingen Singapura. (CNI)
Komentar Anda :