BULETINSATU.com -- Banyak orang menyarankan untuk makan secara perlahan. Salah satu pasalnya, makan secara perlahan dapat menyehatkan sekaligus membantu menurunkan berat badan. Kenali alasan makan perlahan dapat menurunkan berat badan.
Siapa pun ingin menurunkan berat badannya. Berat badan ideal menjadi tanda tubuh yang sehat. Anda bisa makan secara perlahan demi mendapatkan berat badan yang sehat.
Betapa tidak, makan dengan cepat diklaim dapat menambah berat badan. Mengutip Healthline, faktanya seseorang yang kerap makan dengan cepat 115 persen lebih mungkin mengalami obesitas.
Sebuah studi pada 4 ribu orang dewasa paruh baya menemukan, orang yang makan dengan cepat cenderung mengalami kenaikan berat badan menerus sejak usia 20 tahun.
Alih-alih makan cepat, Anda disarankan untuk makan secara perlahan. Makan secara perlahan dapat membantu Anda makan dalam porsi yang lebih sedikit.
Nafsu makan sebagian besar dikendalikan oleh hormon. Setelah makan, usus akan menekan hormon ghrelin, yang mengontrol rasa lapar dan kenyang.
Hormon-hormon tersebut memberi sinyal pada otak bahwa sudah waktunya bagi Anda untuk berhenti makan. Proses ini umumnya memakan waktu sekitar 20 menit. Dengan demikian, makan secara perlahan membuat Anda makan lebih sedikit makanan.
Penurunan asupan kalori juga jadi alasan makan perlahan lainnya untuk menurunkan berat badan. Sebuah penelitian membandingkan orang dengan berat badan normal dan kelebihan berat badan yang makan dengan kecepatan berbeda. Kedua kelompok ditemukan mengonsumsi lebih sedikit kalori selama makan dengan kecepatan lambat.
Selain itu, semua peserta penelitian juga merasa kenyang lebih lama setelah makan secara perlahan. Hanya sedikit dari mereka yang kembali merasa lapar 60 menit setelah makan perlahan.
Yang lebih baru, studi yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Open juga menemukan hal yang sama. Studi menyoroti strategi penurunan berat badan yang paling memberikan hasil. Berdasarkan data dari hampir 60 ribu orang, tiga perilaku seperti makan perlahan, memangkas camilan setelah makan malam, dan tidak makan dalam waktu dua jam setelah tidur, dikaitkan dengan tingkat obesitas yang lebih rendah dan lingkar pinggang yang lebih kecil.
Mengutip Times, studi ini mengamati orang-orang dengan diabetes tipe-2 di Jepang. Selama pertemuan, mereka dimintai informasi soal pola dan gaya makan mereka. Lebih dari setengahnya mengaku makan dengan kecepatan normal, sepertiganya mengaku makan cepat. Dan hanya sekitar 7 persen yang makan perlahan.
Dibandingkan dengan mereka yang makan cepat, mereka yang makan dengan kecepatan normal memiliki kemungkinan 29 persen lebih kecil untuk mengalami obesitas. Orang yang makan perlahan 42 persen lebih kecil mengalami obesitas.
Para peneliti menyebut, makan cepat telah dikaitkan dengan gangguan toleransi glukosa dan resistensi insulin, yang dapat memengaruhi metabolisme dan pembakaran lemak. Pemakan cepat dapat terus menambah porsi makan meski mereka telah mengonsumsi kalori yang cukup. Sementara pemakan lambat merasa kenyang dengan lebih sedikit makanan secara keseluruhan.
Dengan berbagai alasan makanan perlahan di atas, Anda dapat mencoba melakukannya demi menurunkan berat badan. (CNI)
Komentar Anda :