Cara Baru Ukur Tingkat Stres dari Kotoran Telinga
Senin, 09-11-2020 - 12:41:00 WIB
Sebuah metode baru menunjukkan bahwa tingkatan stres dapat diukur dari kotoran telinga. (Istockphoto)
TERKAIT:
   
 

BULETINSATU.com -- Tingkatan stres bisa diketahui dengan banyak cara. Namun cara ternyata bisa diukur dari kotoran telinga seseorang. 

Metode ini mengumpulkan dan menganalisis kotoran telinga untuk mengetahui kadar hormon stres kortisol yang mungkin menjadi cara sederhana untuk memeriksa kesehatan mental orang yang mengalami depresi dan kecemasan.

Kortisol adalah hormon penting yang melonjak saat seseorang stres dan menurun saat mereka rileks.

Ada banyak cara untuk mengukur kortisol yang menyebabkan stres, misalnya melalui air liur, darah, bahkan rambut. Namun, sampel air liur dan darah hanya menangkap sesaat, sedangkan kadar kortisol berfluktuasi secara signifikan sepanjang hari.

Lalu, sampel rambut dapat memberikan gambaran singkat tentang kadar kortisol selama beberapa bulan. Hanya saja, pemeriksaan rambut ini dapat menjadi mahal dan tidak bisa dilakukan oleh sebagian orang.

Sebagaimana dilansir Live Science, Andrés Herane-Vives, seorang dosen di Institut Ilmu Saraf Kognitif dan Institut Psikiatri University College London, dan rekan-rekannya menemukan pencerahan bahwa tingkat stres dapat dilihat dari kotoran telinga.

Menurutnya, kotoran telinga terbilang stabil dan tahan terhadap kontaminasi bakteri, sehingga dapat dibawa ke laboratorium untuk dianalisis dengan mudah. Itu juga dapat menyimpan catatan tingkat kortisol yang meregang selama berminggu-minggu.

Dalam studi percontohan kecil, para peneliti mengumpulkan darah, rambut, dan kotoran telinga dari 37 peserta pada dua titik waktu yang berbeda.

Di setiap tempat pengambilan, mereka mengambil sampel kotoran telinga menggunakan jarum suntik dari satu telinga, dan menggunakan metode swab atau usap dari telinga lainnya.

Para peneliti kemudian membandingkan keandalan pengukuran kortisol dari kotoran telinga swab dengan metode lain.

Mereka menemukan bahwa kadar kortisol lebih terkonsentrasi di kotoran telinga daripada di rambut, sehingga memudahkan analisis.

Menganalisis kotoran telinga yang diusap sendiri juga lebih cepat dan efisien daripada menganalisis kotoran telinga dari alat suntik, yang harus dikeringkan sebelum dianalisis.

Hasilnya, kotoran telinga menunjukkan lebih banyak konsistensi pada kadar kortisol dibandingkan dengan metode lain.

Para peneliti melaporkan temuan mereka tersebut di jurnal Heliyon pada 2 November lalu. Herane-Vives pun langsung memulai perusahaan bernama Trears untuk memasarkan metode baru itu.

Ke depannya, ia berharap tidak hanya tingkat stres yang diukur dari kotoran telinga, tapi juga dapat digunakan untuk memantau hormon lain.

Selain itu, para peneliti juga perlu menindaklanjuti penelitian terhadap orang-orang Asia, yang tidak disertakan dalam studi percontohan ini karena sebagian besar hanya menghasilkan kotoran telinga yang kering, bukan yang basah atau lunak.

"Setelah studi percontohan yang berhasil ini, dan jika dapat diteliti lebih lanjut dalam uji coba yang lebih besar, kami berharap dapat mengubah diagnosis dan perawatan bagi jutaan orang dengan depresi atau kondisi terkait kortisol seperti penyakit Addison dan sindrom Cushing, dan kemungkinan banyak kondisi lainnya," katanya dalam sebuah pernyataan.

Herane-Vives dan timnya juga tengah menyelidiki apakah perangkat dapat digunakan untuk mengukur kadar glukosa dari sampel kotoran telinga, untuk memantau diabetes, dan bahkan berpotensi untuk antibodi Covid-19, selain mengukur stres lewat kotoran telinga. (CNI)



 
Berita Lainnya :
  • Cara Baru Ukur Tingkat Stres dari Kotoran Telinga
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Pegadaian Bersama Kementerian BUMN Kembali Buka Relawan Bakti BUMN Batch V
    02 13 Mei 2024 Jemaah Riau Mulai Masuki Asrama Haji Batam, Berikut Jadwalnya
    03 MTQ XLII Riau di Kota Dumai Bakal Dimeriahkan Pawai Taaruf dan Bazar
    04 Pj Ketua TP PKK Riau Bangga Melihat Semangat Juang Kader Posyandu Pekanbaru
    05 Pemerintah Segera Bentuk Satgas Terpadu Pemberantasan Judi Online
    06 PT Pegadaian Kembali Buka Lowongan untuk Lulusan IT
    07 Program Pencegahan Stunting PHR di Riau Sasar 11.340 Penerima Manfaat
    08 Banyak Ditemukan Pendangkalan Parit, PUPR Pekanbaru Maksimalkan Normalisasi
    09 Iran Ubah Strategi, Siap Pakai Nuklir untuk Ladeni Israel
    10 Penyebab Harga Gula Naik Jadi Rp17.500 per Kg
    11 2 Cara Indonesia Lolos Perempat Final Piala Asia U-23
    12 Pemprov Riau Pekan Depan Mulai Perbaiki Jalan Rusak di Pekanbaru
    13 Terkait Pengembangan Rest Area Tol Permai, Pj Sekdaprov Riau Harap BUMD Saling Bersinergi
    14 Akhir Pekan, Sebahagian Besar Wilayah Riau Masih Akan Diguyur Hujan
    15 MTQ XLII Tingkat Provinsi Riau, Diikuti 809 Peserta dari 12 Kabupaten Kota
    16 Menhub Beri Bantuan "By The Service" ke Pemprov Riau
    17 Kolaborasi ELNUSA dan PHR Sukses Rampungkan Proyek Survei Seismik 3D Balam South East
    18 Gelar Halal Bi Halal, Edy Natar Kembali Ceritakan Perjalanan GSSB Riau
    19 Indosat Ooredoo Hutchison dan Mastercard Umumkan Kemitraan Cybersecurity Center of Excellence
    20 Gebyar BBI/BBWI 2024, Pj Gubri Minta Dukungan Menteri Perhubungan
    21 Cacar Monyet Strain Baru di Kongo Ditemukan WHO, Disebut Lebih Mematikan
    22 Penerbangan di Beberapa Kota Iran Dihentikan Buntut Dari Serangan Israel ke Iran
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © Buletin Satu - News information About Riau