Hipertensi-Diabetes, Penyakit Penyerta Kematian Pasien Corona
Rabu, 15-04-2020 - 10:16:03 WIB
Ilustrasi: Hipertensi dan diabetes merupakan penyakit komorbid yang memperparah pasien Covid-19 lantaran berhubungan dengan seluruh organ tubuh.
TERKAIT:
   
 

JAKARTA -- Hipertensi dan diabetes merupakan komorbid atau penyakit penyerta yang memperparah infeksi virus corona atau Covid-19. Dua penyakit ini menjadi penyebab kematian tertinggi pada penderita Covid-19.

Komorbid merupakan kondisi dua atau lebih penyakit kronis yang diderita oleh seorang pasien. Pada pasien Covid-19 yang memiliki komorbid, mereka sudah memiliki penyakit bawaan sebelumnya.

Penyakit komorbid pada Covid-19 itu dapat berupa hipertensi atau tekanan darah tinggi, diabetes, jantung, paru-paru obstruktif kronis (PPOK), asma, tuberkulosis (TBC), dan demam berdarah dengue (DBD).

"Faktor penyakit hipertensi, penyakit sesak napas karena ada kelainan paru-paru, bisa karena asma, TBC. Ini jadi penyebab meninggal kasus Covid-19, termasuk diabetes," kata Juru Bicara Pemerintah Khusus Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, Selasa (14/4).

Yurianto tidak merinci jumlah pasien yang meninggal karena sebuah komorbid. Namun, data di Italia menunjukkan 99 persen pasien Covid-19 yang meninggal dunia memiliki penyakit lain. Lebih dari 75 persen memiliki hipertensi, 35 persen memiliki diabetes, dan 33 persen memiliki penyakit jantung.

Komorbid atau penyakit penyerta dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga dapat membuat virus semakin merajalela merusak organ. Pada kasus yang fatal, maka dapat menyebab kerusakan organ yang berujung pada kematian.

Ketua Satgas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Profesor Zubairi Djoerban menjelaskan kondisi hipertensi dan diabetes akan memperparah pasien karena dua penyakit ini berhubungan dengan seluruh organ tubuh.

"Jadi, kalau orang sakit hipertensi itu, memudahkan timbulnya stroke, jantung, gagal ginjal. Ada banyak organ tubuh yang rusak karena darah tinggi," kata Zubairi yang merupakan dokter spesialis penyakit dalam kepada CNNIndonesia.com, Selasa (14/4).

Hipertensi adalah kondisi tekanan atau sirkulasi darah yang kuat pada jantung dan dinding pembuluh darah di seluruh tubuh. Seseorang memiliki hipertensi jika pengukuran tekanan darah berada di atas 140/90 mmHg.

Darah yang mengalir ke seluruh tubuh membuat seluruh organ rentan terhadap gangguan karena tekanan yang tinggi.

"Hipertensi adalah biang keladi, sumber malapetaka yang menyebabkan kerusakan semua organ yang punya pembuluh darah," kata Ketua Umum Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia Tunggul D Situmorang di Jakarta dalam sebuah konferensi pers Februari 2020 lalu.

Tekanan darah tinggi adalah penyebab kematian dan kesakitan utama dengan 9,4 juta kematian per tahun di seluruh dunia. Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) terbaru pada 2018, penderita hipertensi meningkat menjadi 34,1 persen dari 25,8 persen pada 2013.

Adapun diabetes, juga berhubungan dengan seluruh organ tubuh. Diabetes merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Gula darah yang tinggi juga merusak seluruh organ tubuh.

"Diabetes juga memudahkan stroke, penyakit jantung, ginjal, dan mata," ucap Zubairi.

Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyandang diabetes naik menjadi 8,5 persen dari 6,9 persen pada 2013.

Hipertensi dan diabetes merupakan dua penyakit tidak menular dengan jumlah penderita yang terus meningkat setiap tahun. Dua penyakit ini tak bisa disembuhkan tapi bisa dikontrol dengan perawatan. Penyakit ini merupakan komorbid atau penyakit penyerta yang meningkatkan risiko kematian pasien corona. 

Dua kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti usia, genetik, dan juga gaya hidup yang tidak sehat. Pola makan tinggi gula, garam, lemak, serta tidak berolahraga menjadi faktor risiko hipertensi dan diabetes. Merokok, konsumsi alkohol, obesitas, dan stres juga meningkatkan risiko terkena hipertensi dan diabetes. (CNI)



 
Berita Lainnya :
  • Hipertensi-Diabetes, Penyakit Penyerta Kematian Pasien Corona
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Menhub Beri Bantuan "By The Service" ke Pemprov Riau
    02 Kolaborasi ELNUSA dan PHR Sukses Rampungkan Proyek Survei Seismik 3D Balam South East
    03 Gelar Halal Bi Halal, Edy Natar Kembali Ceritakan Perjalanan GSSB Riau
    04 Indosat Ooredoo Hutchison dan Mastercard Umumkan Kemitraan Cybersecurity Center of Excellence
    05 Gebyar BBI/BBWI 2024, Pj Gubri Minta Dukungan Menteri Perhubungan
    06 Cacar Monyet Strain Baru di Kongo Ditemukan WHO, Disebut Lebih Mematikan
    07 Penerbangan di Beberapa Kota Iran Dihentikan Buntut Dari Serangan Israel ke Iran
    08 PUPR Pekanbaru Mulai Perbaikan Jalan Taman Karya
    09 Setelah Israel Meluncurkan Rudalnya ke Iran, Harga Minyak Melesat 3 Persen
    10 Konsumsi Bahan Bakar Minyak di Riau Meningkat Selama Idulfitri 1445 H
    11 Waspada Cuaca Ekstrem, Hari Ini BMKG Perkirakan Hujan di Sebahagian Besar Wilayah Riau
    12 Timnas Indonesia U-23 Cetak Sejarah Usai Bungkam Australia
    13 Arus Mudik dan Balik Lebaran, Penumpang di Bandara SSK II Pekanbaru Mencapai 157.480 Orang
    14 Ahad Malam, Pj Gubri akan Buka MTQ Ke-42 Tingkat Provinsi di Dumai
    15 Jelang MTQ Ke-42 Provinsi Riau Tahun 2024, Kafilah Kota Pekanbaru Ikuti Pemusatan Latihan
    16 Pelatihan Vokasi Juru Las PHR Jadikan Pemuda Riau Siap Kerja
    17 Pj Gubri SF Hariyanto Apresiasi Semua Pihak Jalur Mudik di Riau Lancar
    18 Rayo Onom di Baserah, Kadisbud Riau: Segera Daftarkan Buah Golek untuk Warisan Budaya
    19 Indonesia Serukan Deeskalasi Konflik di Timur Tengah
    20 Cuaca Cerah Berawan namun Tetap Waspada Hujan disertai Angin Kencang dan Petir
    21 BMKG Pekanbaru Rilis Cuaca Ekstrem di Riau Hingga Tanggal 21 April
    22 Pj Gubri SF Hariyanto Rayakan "Ayi Ayo Onam" Bersama Ribuan Masyarakat Kampar
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © Buletin Satu - News information About Riau