Mengenal Keunikan Saffron, Rempah Paling Mahal di Dunia
Jumat, 29-11-2019 - 22:28:32 WIB
Ilustrasi. Satu kilogram saffron dengan kualitas standar bisa dijual sekitar Rp70 juta. Apa yang membuat rempah ini begitu mahal? (Foto: AP Photo)
TERKAIT:
   
 

BULETINSATU.com -- Bila Anda berkunjung ke Timur Tengah atau Eropa, rempah bernama saffron bisa dinikmati dalam sejumlah hidangan. Di Spanyol misalnya, saffron terdapat di hidangan paella.

Paella merupakan masakan khas Spanyol, yaitu campuran antara nasi dari beras bulat, makanan laut atau daging, serta bumbu dan rempah, yang diolah dalam wajan besar mirip seperti nasi goreng.

Saffron biasa hadir di menu paella klasik, membuat cita rasa hidangan menjadi 'unik' dan warnanya pun menjadi kuning menarik.

Keunikan tangkai putik

Saffron merupakan tangkai putik dari bunga crocus sativus atau yang lebih dikenal dengan nama saffron crocus, yang berasal dari Yunani. Sebagai rempah dari bunga yang dikeringkan, saffron dapat memberikan aroma manis bunga. 

Tak sekadar aroma, saffron digunakan untuk memberi warna pada masakan. Warna putik saffron akan 'luntur' menjadi kuning saat diolah dalam masakan atau minuman hangat. Hanya saja, karena rasa asli saffron sedikit pahit, saffron cukup digunakan sedikit dalam masakan.

Bukan hanya karena rasa saffron yang agak pahit, penggunaan saffron yang sedikit-sedikit juga untuk menghemat biaya.

Pasalnya, saffron adalah rempah dengan harga termahal di dunia. Untuk setiap 1 kilogram, saffron dibanderol dengan harga antara 1000 USD atau sekitar 14 juta rupiah hingga 5000 USD atau sekitar 70 juta rupiah. Bahkan, untuk kualitas terbaik, harganya bisa mencapai 150 juta rupiah per kilogram.

Berikut sejumlah alasan yang membuat harga saffron begitu mahal.

1. Panen yang tak mudah

Untuk menghasilkan satu kilogram saffron dibutuhkan sekitar 340.000 bunga saffron crocus. Sebab, dalam satu kuncup bunga hanya terdapat tiga tangkai putik (saffron) yang akan diambil untuk menjadi rempah-rempah, mengutip Business Insider.

Untuk mendapatkan saffron dengan kualitas terbaik, bunga tidak boleh terlalu mekar, sehingga waktu panen sangat terbatas. Bahkan, petani harus bertarung dengan waktu sepanjang hari.

Selain itu, untuk memanen saffron juga dibutuhkan kehati-hatian karena bagian putik tersebut sangatlah yang sensitif. Bila rusak atau patah, kualitas saffron berkurang jauh, harganya pun menjadi turun.

Saffron juga hanya bisa dipanen secara manual dengan tangan manusia, sebelum kemudian dikeringkan. Tak ada alat, semua benar-benar kerja keras tangan petani.

2. Tumbuh di lingkungan spesifik

Selain putik, bagian lain bunga ini juga tak kalah sensitif. Bunga saffron crocus dengan kualitas terbaik hanya bisa tumbuh di bawah kondisi spesifik, yaitu area yang kering, mendapat banyak sinar matahari, serta curah hujan cukup.

Bunga ini hanya mekar selama 6 minggu dari akhir bulan September hingga awal Desember dan dipanen pada pagi hari untuk mendapat kualitas yang terbaik.

Saffron berasal dari Yunani. Kemudian bunga ini menyebar ke Iran, India, Spanyol, Italia, dan Amerika Serikat dan diadopsi sebagai bumbu masakan menu tradisional daerah tersebut. Saat ini Iran menjadi negara penghasil saffron nomor satu di dunia.

3. Mengandung zat-zat 'mahal'

Melansir dari Reader's Digest, saffron mengandung zat-zat kimia penting yang sangat mahal seperti picrocrocin, crocin, dan safranal. Ketiga zat inilah yang bertanggung jawab untuk memberi rasa, warna, dan aroma khas dari saffron.

4. Memiliki banyak khasiat

Sejak zaman dulu orang-orang Yunani kuno, Cina, dan India sudah memanfaatkan saffron untuk berbagai hal, mulai dari bahan parfum, pewarna pakaian, hingga ramuan obat.

Di era modern, sudah banyak penelitian yang menyatakan khasiat saffron untuk kesehatan, seperti meningkatkan suasana hati, membantu atasi keluhan saat menstruasi, hingga menurunkan berat badan. Sehingga banyak orang yang kian terpikat dengan rempah paling mahal di dunia ini.

Walau harganya mahal, saffron umumnya dijual dalam jumlah kecil, bahkan bisa dibeli sebanyak satu genggaman tangan saja. Sehingga harganya menjadi tak terlalu mahal dan dapat dicoba oleh lebih banyak orang. Beberapa restoran di Indonesia pun sudah mulai 'berani' menghadirkan rempah ini dalam hidangan mereka. (CNI)



 
Berita Lainnya :
  • Mengenal Keunikan Saffron, Rempah Paling Mahal di Dunia
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Menhub Beri Bantuan "By The Service" ke Pemprov Riau
    02 Kolaborasi ELNUSA dan PHR Sukses Rampungkan Proyek Survei Seismik 3D Balam South East
    03 Gelar Halal Bi Halal, Edy Natar Kembali Ceritakan Perjalanan GSSB Riau
    04 Indosat Ooredoo Hutchison dan Mastercard Umumkan Kemitraan Cybersecurity Center of Excellence
    05 Gebyar BBI/BBWI 2024, Pj Gubri Minta Dukungan Menteri Perhubungan
    06 Cacar Monyet Strain Baru di Kongo Ditemukan WHO, Disebut Lebih Mematikan
    07 Penerbangan di Beberapa Kota Iran Dihentikan Buntut Dari Serangan Israel ke Iran
    08 PUPR Pekanbaru Mulai Perbaikan Jalan Taman Karya
    09 Setelah Israel Meluncurkan Rudalnya ke Iran, Harga Minyak Melesat 3 Persen
    10 Konsumsi Bahan Bakar Minyak di Riau Meningkat Selama Idulfitri 1445 H
    11 Waspada Cuaca Ekstrem, Hari Ini BMKG Perkirakan Hujan di Sebahagian Besar Wilayah Riau
    12 Timnas Indonesia U-23 Cetak Sejarah Usai Bungkam Australia
    13 Arus Mudik dan Balik Lebaran, Penumpang di Bandara SSK II Pekanbaru Mencapai 157.480 Orang
    14 Ahad Malam, Pj Gubri akan Buka MTQ Ke-42 Tingkat Provinsi di Dumai
    15 Jelang MTQ Ke-42 Provinsi Riau Tahun 2024, Kafilah Kota Pekanbaru Ikuti Pemusatan Latihan
    16 Pelatihan Vokasi Juru Las PHR Jadikan Pemuda Riau Siap Kerja
    17 Pj Gubri SF Hariyanto Apresiasi Semua Pihak Jalur Mudik di Riau Lancar
    18 Rayo Onom di Baserah, Kadisbud Riau: Segera Daftarkan Buah Golek untuk Warisan Budaya
    19 Indonesia Serukan Deeskalasi Konflik di Timur Tengah
    20 Cuaca Cerah Berawan namun Tetap Waspada Hujan disertai Angin Kencang dan Petir
    21 BMKG Pekanbaru Rilis Cuaca Ekstrem di Riau Hingga Tanggal 21 April
    22 Pj Gubri SF Hariyanto Rayakan "Ayi Ayo Onam" Bersama Ribuan Masyarakat Kampar
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © Buletin Satu - News information About Riau