JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Februari 2024 sebesar 2,75 persen secara tahunan (yoy) dan 0,37 persen secara bulanan (mtm). Penyumbang utama inflasi bulan lalu adalah harga beras yang mahal.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah mengatakan terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) secara tahunan dari 102,75 menjadi 105,58. Ada juga peningkatan IHK secara bulanan (month to month/mtm) dari 105,19 menjadi 105,58.
"Pada Februari 2024, komoditas beras kembali mengalami inflasi sebesar 5,32 persen dengan andil 0,21 persen. Komoditas beras memberikan andil inflasi terbesar, baik secara mtm, year to date (ytd), maupun yoy. Secara umum, kenaikan harga beras terjadi di 37 provinsi, sedangkan harga beras di 1 provinsi lainnya menunjukkan penurunan," ujar Habibullah dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Jumat (1/3).
"Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 6,36 persen dan memberikan andil sebesar 1,79 persen terhadap inflasi umum," tambahnya.
Komoditas penyumbang inflasi tahunan pada Februari 2024 antara lain beras, cabai merah, daging ayam ras, sigaret kretek mesin (SKM), tomat, bawang putih, dan gula pasir. Sedangkan andil inflasi dari komoditas lain di luar kelompok makanan, minuman, dan tembakau datang dari emas perhiasan, angkutan udara, dan biaya kontrak rumah.
Sementara itu, komoditas penyumbang inflasi terbesar secara bulanan (mtm) adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 1 persen dan andil 0,29 persen. Ia merinci di tingkat komoditas penyumbang inflasi mtm terbesar adalah beras dengan andil inflasi 0,21 persen, cabai merah 0,09 persen, telur ayam ras 0,04 persen, dan daging ayam ras 0,02 persen
Ia mengatakan ada 26 provinsi dari 38 provinsi di Indonesia yang mengalami inflasi secara bulanan, sedangkan 12 provinsi lainnya deflasi. Inflasi tertinggi secara mtm terjadi di Sumatra Barat 1,17 persen, sementara deflasi terdalam terjadi di Maluku sebesar 1,19 persen.
"Secara tahunan, seluruh provinsi (di Indonesia) mengalami inflasi. Inflasi tertinggi (secara yoy) terjadi di Papua Selatan sebesar 4,61 persen, sedangkan terendah terjadi di Papua Barat Daya dengan inflasi 1,81 persen," rinci Habibullah.
Sedangkan inflasi tertinggi di Pulau Jawa terjadi di Jawa Barat yang mencapai 3,09 persen dan terendah di DKI Jakarta 2,12 persen. Lalu, inflasi tahunan di Bali-Nusa Tenggara tertinggi ada di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 3,01 persen dan terendah di Bali 2,98 persen.
Kemudian, inflasi tertinggi di Sulawesi ada di Gorontalo sebesar 3,73 persen. Sedangkan inflasi tertinggi di Sumatra terjadi di Bengkulu yang menyentuh 3,68 persen dan di Kalimantan menimpa Kalimantan Timur sebesar 3,28 persen.(CNNINDONESIA.COM/JW)
Komentar Anda :