Presiden Akan Landing Untuk Tekan Stunting NTT
Rabu, 23-03-2022 - 18:10:00 WIB

TERKAIT:
   
 

PEKANBARU -- Kunjungan kerja Presiden RI pada kamis (24/3) ke Nusa Tenggara Timur merupakan bentuk perhatian serius pemerintah dalam penurunan angka stunting di  Indonesia. 

Kunjungan kerja presiden ini akan meninjau langsung kondisi masyarakat di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menjadi daerah prioritas penurunan angka stunting. Berdasarkan data SSGI 2021, NTT masih  memiliki 15 kabupaten berkategori  “merah”.  

Pengkategorian status merah tersebut berdasarkan prevalensi stuntingnya masih di atas 30 persen.

Desa Kesetnana, Kecamatan Mollo Selatan, Soe, Kabupaten Timor Tengah NTT sengaja menjadi titik tumpu kunjungan Presiden Joko Widodo mengingat desa ini termasuk desa yang beresiko stunting. Selain warga kesulitan mendapatkan akses air bersih, faktor ekonomi dan rendahnya pendidikan menjadi potensi keawaman terhadap kesehatan. Hampir sebagian besar warga Desa Kesetnana tidak memiliki jamban yang layak. 

Desa Kesetnana menjadi gambaran umum  278 desa yang ada di Kabupaten Timor Tengah Selatan yang memiliki prevalensi stunting yang tinggi. NTT merupakan provinsi prioritas penanganan stunting dengan prevalensi 37,8 persen di tahun 2021, tertinggi dari angka rata-rata prevalensi stunting semua pronsi di tanah air yang mencapai 24,4 persen.

Hal ini disampaikan oleh Kepala BKKBN Dr. (H.C). dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG. (K). BKKBN merupakan badan yang ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Perpres Nomor 72/2021. Disebutkannya percepatan penurunan pravelensi angka stunting merupakan kerja bersama semua pihak. Dibutuhkan kerjasama dalam hal ini mitra kerja termasuk masyarakat dalam memberikan kontribusi.

“Sebagai salah satu unsur pentaheliks dalam wujud kovergensi percepatan penurunan stunting, mitra kerja memiliki peran dan kontribusi bersama pemerintah. Timor Tengah dan NTT sengaja menjadi titik tumpu kunjungan Presiden Joko Widodo mengingat NTT merupakan provinsi prioritas penanganan stunting dengan prevalensi 37,8 persen di tahun 2021, tertinggi dari angka rata-rata prevalensi stunting semua pronsi di tanah air yang mencapai 24,4 persen,” jelas Hasto.

Lebih lanjut menurut Hasto, persoalan tingginya stunting di NTT bukan hanya persoalan kesehatan dan kekurangan gizi tetapi juga karena kesulitan mendapatkan akses fasilitas pelayanan kesehatan. 

Faktor kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan serta pola asuh yang salah turut menyumbang tingginya angka prevalensi stunting. Langkah kongkret yang diperlukan untuk mempercepat penurunan angka stunting adalah pelibatan mitra kerja untuk memperluas jangkauan intervensi sesuai sesuai dengan kebutuhan sasaran dan potensi yang dimiliki mitra kerja.

Saat ini sudah banyak pihak yang memberikan kontribusi dalam hal upaya penurunan stunting khususnya di kabupaten timor tengan NTT, dengan melakukan langkah kolaboratif atau “Kerja Bareng” BKKBN. Seperti 1000 Days Fund, Tanoto Foundation, Nestle, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Danone, Dexa Grup serta Bulog.

BKKBN bersama para mitra kerja merasa optimis, target penurunan prevalensi stunting dari 48,3 persen di 2021 lalu menurun menjadi 43,01 persen di akhir 2022 serta terus melandai di angka prevalensi 36,22 persen di 2023 dan kemudian  di 2024 bisa menuju di angka 29,35 persen bisa tercapai.

Rencananya kunjungan kerja Presiden Joko Widodo di Timor Tengah Selatan pada Hari Kamis (24 Maret 2022) akan meninjau secara langsung program-program yang dikerjakan BKKBN seperti pemeriksaan kesehatan calon pengantin untuk deteksi dini potensi stunting, pemeriksaan ibu hamil, penimbangan dan pengukuran tinggi balita, kunjungan ke rumah warga serta proses pembangunan program bedah rumah  Masalah pembenahan sanitasi dan kelayakan rumah sehat untuk warga menjadi salah satu program percepatan penurunan dari lintas kementerian dan lembaga yang dikoordinir BKKBN. (AD)




 
Berita Lainnya :
  • Presiden Akan Landing Untuk Tekan Stunting NTT
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Gebyar BBI/BBWI 2024, Pj Gubri Minta Dukungan Menteri Perhubungan
    02 Cacar Monyet Strain Baru di Kongo Ditemukan WHO, Disebut Lebih Mematikan
    03 Penerbangan di Beberapa Kota Iran Dihentikan Buntut Dari Serangan Israel ke Iran
    04 PUPR Pekanbaru Mulai Perbaikan Jalan Taman Karya
    05 Setelah Israel Meluncurkan Rudalnya ke Iran, Harga Minyak Melesat 3 Persen
    06 Konsumsi Bahan Bakar Minyak di Riau Meningkat Selama Idulfitri 1445 H
    07 Waspada Cuaca Ekstrem, Hari Ini BMKG Perkirakan Hujan di Sebahagian Besar Wilayah Riau
    08 Timnas Indonesia U-23 Cetak Sejarah Usai Bungkam Australia
    09 Arus Mudik dan Balik Lebaran, Penumpang di Bandara SSK II Pekanbaru Mencapai 157.480 Orang
    10 Ahad Malam, Pj Gubri akan Buka MTQ Ke-42 Tingkat Provinsi di Dumai
    11 Jelang MTQ Ke-42 Provinsi Riau Tahun 2024, Kafilah Kota Pekanbaru Ikuti Pemusatan Latihan
    12 Pelatihan Vokasi Juru Las PHR Jadikan Pemuda Riau Siap Kerja
    13 Pj Gubri SF Hariyanto Apresiasi Semua Pihak Jalur Mudik di Riau Lancar
    14 Rayo Onom di Baserah, Kadisbud Riau: Segera Daftarkan Buah Golek untuk Warisan Budaya
    15 Indonesia Serukan Deeskalasi Konflik di Timur Tengah
    16 Cuaca Cerah Berawan namun Tetap Waspada Hujan disertai Angin Kencang dan Petir
    17 BMKG Pekanbaru Rilis Cuaca Ekstrem di Riau Hingga Tanggal 21 April
    18 Pj Gubri SF Hariyanto Rayakan "Ayi Ayo Onam" Bersama Ribuan Masyarakat Kampar
    19 Gagalkan Pencurian Aset Pemprov Riau, Tujuh Anggota Satpol PP dapat Penghargaan
    20 Pembiayaan Gadai Emas Lebih Murah di BRK Syariah, Ujrahnya Hanya Rp.6.000 per Gram
    21 Pj Gubri Carikan Solusi Kemacetan Persimpang SKA
    22 Meski Cerah Berawan Namun Tetap Waspada Hujan disertai Angin Kencang dan Petir
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © Buletin Satu - News information About Riau