Epidemiolog Sebut Testing Ideal di RI 200-300 Ribu Per Hari
Selasa, 19-01-2021 - 09:34:38 WIB
Ilustrasi virus corona.
TERKAIT:
   
 

JAKARTA -- Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menilai jumlah ideal pemeriksaan deteksi warga terhadap penularan virus corona (Covid-19) di tanah air sewajarnya dilakukan terhadap 200-300 ribu orang per hari.

Target pemeriksaan itu menurutnya telah dihitung dengan mempertimbangkan jumlah penduduk Indonesia dan tingginya angka positivity rate di tanah air yang melebihi ambang batas dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen.

"Sudah seharusnya testing itu berada di angka 200-300 ribu per hari untuk ukuran Indonesia dengan jumlah penduduk kurang lebih 270 juta, itu idealnya," kata Dicky saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (18/1).

Namun demikian, sejauh ini upaya pemeriksaan yang dilakukan pemerintah hanya berkisar di target minimum yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni 1 orang tiap 1.000 penduduk per pekan. Dengan asumsi Indonesia memiliki 270 juta penduduk, maka target pemeriksaan seharusnya mencapai 270 ribu orang per minggu atau 39 ribu orang per hari.

Bila menilik data harian yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 pada sepekan lalu atau 11-17 Januari 2021, maka terlihat jumlah pemeriksaan covid-19 yang dilakukan per tanggal 11 Januari yakni 27.948 orang, kemudian 12 Januari 40.548 orang, 13 Januari 46.977 orang, dan 14 Januari 46.097 orang.

Lalu 15 Januari testing dilakukan terhadap 49.466 orang, 16 Januari 45.358 orang, dan 17 Januari 34.370 orang. Sehingga bila diakumulasi dalam sepekan jumlah pemeriksaan covid-19 di Indonesia dilakukan terhadap 290.764 orang.

"WHO 1 orang tiap 1.000 warga dalam seminggu itu hanya batas paling minimal ya. Dengan jumlah penduduk di Indonesia maka itu jelas kurang," jelas Dicky.

Dengan kondisi itu, Dicky pun memproyeksikan Indonesia belum pada tahap mendekati puncak gelombang kasus covid-19. Ia pun menggambarkan sebaran kasus covid-19 di Indonesia tak ubahnya seperti puncak gunung es, sehingga menurutnya masih banyak kasus di bawah permukaan yang belum teridentifikasi secara keseluruhan.

"Minimnya intervensi, minimnya pembatasan mobilitas, itu yang menyebabkan gelombang pertama kita lama, memanjang, dan menguat," pungkasnya.

Sepakat dengan Dicky, Epidemiolog Universitas Airlangga, Windhu Purnomo menyebut peringkat atau urutan testing Indonesia berada di urutan bawah dengan nomor 159 dari seluruh negara di dunia.

Apalagi bila dihitung kapasitas testing Indonesia dalam kurang lebih 11 bulan pandemi ini hanya berkisar di antara 2 persen penduduk Indonesia. Sebab berdasarkan data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 per Senin (18/1) menunjukkan secara kumulatif hanya 5.587.809 orang yang telah menjalani pemeriksaan deteksi covid-19 di tanah air.

"Indonesia baru melakukan testing 2 persen dari jumlah penduduk," kata Windhu kepada CNNIndonesia.com, Senin (18/1).

Lebih lanjut, Windhu menilai cetak rekor hingga 14 ribu kasus covid-19 itu bukanlah angka kasus sesungguhnya di tanah air. Ia menyebutkan beberapa lembaga penelitian internasional memaparkan angka kasus Indonesia yang sesungguhnya berada di 40 ribu hingga 120 ribu kasus per hari.

Dengan temuan data pengamatan itu, maka Windhu pun yakin upaya 3T di Indonesia sangat minim. Terbukti dalam sehari hanya mampu menemukan paling banyak 14 ribu kasus dengan jumlah orang yang diperiksa sekitar 35-40 ribu orang per harinya.

"Padahal kunci utamanya itu case finding. Tapi angka testing kita ambang batas WHO saja jarang terpenuhi, padahal itu minimal lho ya," pungkasnya. (CNI)



 
Berita Lainnya :
  • Epidemiolog Sebut Testing Ideal di RI 200-300 Ribu Per Hari
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Menjelajah Dunia Migas di Dumai Expo 2024: Edukasi dan Kontribusi untuk Masa Depan
    02 Pj Gubri Ikuti Peringatan Hari Otonomi Daerah XXVIII Tahun 2024 di Surabaya
    03 Tim U-23 Indonesia Optimistis Redam Korea Selatan
    04 Indosat Ooredoo Hutchison Catat Lonjakan Trafik Data Sebesar 17% Sepanjang Hari Raya Idulfitri
    05 Siswa SMAN 8 Pekanbaru Banyak Lulus SNBP di Perguruan Tinggi Ternama
    06 Masih Ada Hujan di Riau
    07 Dekati Batas Waktu Pelaporan SPT Tahunan Badan, Kanwil DJP Riau Kumpulkan Asosiasi se-Riau
    08 Pj Gubri Siap Jalankan Arahan Wapres Terkait Penanggulangan Bencana
    09 Pemprov Riau Gesah Persiapan Tari Massal untuk Event BBI-BBWI dan Lancang Kuning Carnival
    10 Presiden Tegaskan Pemerintah Hormati Putusan MK Soal Pilpres yang Final dan Mengikat
    11 Masih Ada Hujan, Waspada Petir Dan Angin Kencang
    12 OJK Riau Gelar Coaching Clinic Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) Bagi 38 PUJK di Riau
    13 Harga Bahan Kebutuhan Pokok di Pekanbaru Stabil Pasca Idul Fitri
    14 Pemprov Riau Sediakan 150 Stand UMKM Gratis di Gernas BBI dan BBWI, Begini Cara Daftarnya
    15 Israel Bersiap Giring Warga Palestina dari Rafah usai Tertunda
    16 Maret 2024, Impor Beras dan Gandum Melonjak
    17 Pj Gubri Akan Sentuh Infrastruktur Sampai ke 12 Kabupaten/Kota
    18 Disebutkan Media Korea, Shin Tae Yong Senjata Paling Berbahaya Indonesia
    19 Pj Gubri SF Hariyanto Minta BRS BPS Jadi Acuan Pengambilan Kebijakan Ekonomi
    20 Kepala Puskesmas Diingatkan Serius Jalankan Program Doctor On Call
    21 Hujan Sepanjang Hari, Waspada Petir Dan Angin Kencang
    22 Wujudkan Misi Untuk Kesejahteraan Umat, BRK Syariah Buka Sentra UMKM di Kantor Arifin Ahmad
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © Buletin Satu - News information About Riau