Walhi Minta KLHK Turun Tangan Hentikan 'Jurassic Park' NTT
Senin, 26-10-2020 - 11:01:18 WIB
Ilustrasi. Seekor komodo (Varanus komodoensis) berjalan di kawasan objek wisata Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. (Foto: ANTARA FOTO)
TERKAIT:
   
 

JAKARTA -- Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Nusa Tenggara Timur, Umbu Wulang meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) turun tangan untuk menghentikan proses pembangunan 'Jurassic Park' di daerah konservasi komodo Pulau Rinca, NTT.

Umbu menilai, proses pembangunan Jurassic Park di Pulau Rinca tersebut telah mengganggu dan mengancam ekosistem Komodo sebagai salah satu satwa langka yang dilindungi.

"Meminta KLHK untuk segera turun ke para pihak untuk mengatakan ini dihentikan dulu segala proses pembangunan di Pulau Rinca dan kembali ke fungsi pulau Rinca sebagai kawasan konservasi Komodo," kata dia lewat sambungan telepon kepada CNNIndonesia.com, Senin (26/10).

Sebagai kawasan konservasi, Umbu menilai Pulau Rinca tak memerlukan pembangunan infrastruktur seperti yang dipikirkan pemerintah. Sebab, pembangunan ini justru akan membahayakan ekosistem Komodo sebagai satwa yang dilindungi.

Langkah pemerintah saat ini, kata dia, juga telah membuktikan kekhawatiran awal pihaknya bahwa pembangunan konservasi Pulau Rinca akan lebih didominasi kepentingan pariwisata.

"Kalau kami melihatnya fenomena itu membuktikan kekhawatiran kita di awal, soal bahwa proses menjadikan kawasan konservasi Pulau Rinca di dalamnya juga masuk urusan-urusan wisata yang berbasis pada infrastruktur skala besar," ungkap dia.

Menurut dia, pemerintah saat ini justru lebih nyaring mempromosikan Pulau Rinca sebagai wisata premium ketimbang menjaga wilayah itu demi kelangsungan hidup satwa Komodo. Hal ini terbukti dengan sejumlah video kampanye yang lebih banyak menampilkan proses pembangunan wisata seperti hotel daripada pusat penelitian di wilayah itu.

Selain itu, Umbu turut heran, rencana pemerintah untuk membangun pusat penelitian di Pulau Rinca justru bersamaan dengan pengembangan pusat wisata di pulau itu. Padahal, pemerintah kata dia mestinya fokus untuk mengerjakan salah satu saja, alih-alih melakukan dua hal secara bersamaan.

"Kita agak skeptis kalau mengatakan itu dibangun pusat penelitian. Karena bagaimana mungkin, satu ekosistem langka itu digabungkan konsepnya, penelitian dan wisata," kata dia.

Selain meminta KLHK untuk turun tangan, Walhi secara tegas juga mendesak pemerintah untuk sementara menghentikan secara total proses pembangunan di Pulau Rinca. Ia mengingatkan pemerintah agar tak keras kepala sehingga mengorbankan ekosistem satwa langka demi keuntungan ekonomi.

Jurassic Park di Pulau Rinca jadi perbincangan ramai netizen setelah sebuah gambar menampilkan komodo tengah berhadap-hadapan dengan truk di pulau itu. Foto tersebut salah satunya diunggah akun Twitter @KawanBaikKomodo pada 23 Oktober lalu.

Pada unggahan yang sama juga disandingkan dengan foto terbaru proyek bangunan wisata jurassic di Taman Nasional Komodo. Jurassic park adalah proyek pembangunan pusat penelitian di Pulau Rinca yang digagas mantan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan pada 2019 lalu.

Pernyataan Luhut juga sempat diutarakan Presiden Joko Widodo pada 11 Juli 2019. Jokowi mengungkapkan keinginannya untuk mengembangkan kawasan wisata di Labuan Bajo terkoneksi dengan pembangunan fasilitas-fasilitas pendukungnya, termasuk di antaranya Taman Nasional Komodo di Rinca.

Namun, Jokowi saat itu juga mengingatkan agar prinsip konservasi tetap memperhatikan daya dukung taman agar tidak membahayakan lingkungan alam. Presiden berpandangan perlu pemisahan yang jelas antara zona konservasi dan turisme di kawasan tersebut.

"Rancangan besar ini yang sebentar lagi akan kita buatkan rapat terbatas sehingga grand design-nya itu betul-betul sambung antara Labuan Bajo, Rinca, Komodo, lautnya, semuanya terdesain dengan baik dan dikerjakan tidak parsial," ucap Jokowi kala itu. (CNI)



 
Berita Lainnya :
  • Walhi Minta KLHK Turun Tangan Hentikan 'Jurassic Park' NTT
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 BMKG Pekanbaru Rilis Cuaca Ekstrem di Riau Hingga Tanggal 21 April
    02 Pj Gubri SF Hariyanto Rayakan "Ayi Ayo Onam" Bersama Ribuan Masyarakat Kampar
    03 Gagalkan Pencurian Aset Pemprov Riau, Tujuh Anggota Satpol PP dapat Penghargaan
    04 Pembiayaan Gadai Emas Lebih Murah di BRK Syariah, Ujrahnya Hanya Rp.6.000 per Gram
    05 Pj Gubri Carikan Solusi Kemacetan Persimpang SKA
    06 Meski Cerah Berawan Namun Tetap Waspada Hujan disertai Angin Kencang dan Petir
    07 Pemprov Selesaikan 94 Persil Pembebasan Lahan Masyarakat Untuk Pembangunan Flyover Panam
    08 Pj Gubri Pastikan Riau Telah Siap Untuk Gernas BBI/BBWI 2024
    09 Tindaklanjuti Aduan THR, Disnakertrans Riau akan Turunkan Tim Pengawas
    10 PBB Cemas Situs Nuklir Iran Jadi Target Empuk Balas Dendam Israel
    11 Harga Minyak 'Mendidih' Usai Israel Pertimbangkan Balas Serangan Iran
    12 Anggap Kekalahan Indonesia Kontroversial, Erick Thohir Kirim Surat Protes ke AFC
    13 Pemprov Riau Tak Berlakukan WFH ASN
    14 Pj Gubri SF Hariyanto Pimpin Apel Pagi Bersama Usai Libur Lebaran
    15 Waspada Ada Potensi Hujan di Sebahagian Besar Wilayah Riau.
    16 Meski Bermain Agresif Timnas U23, Harus Terima Kekalahan
    17 ASN Pemko Pekanbaru Jangan Tambah Cuti Lebaran 2024
    18 STY Optimis Hadapi Qatar Malam Ini
    19 Menteri PANRB: Pelayanan Publik Tetap WFO 100 Persen
    20 Antispiasi Kemacetan Puncak Arus Balik Libur Idulfitri di Riau, Semua Loket Pintu Tol Dibuka
    21 Cuaca Cendrung Berawan dan Ada Potensi Hujan di Sebahagian Besar Wilayah Riau.
    22 Bapenda Riau Bebaskan Denda Keterlambatan Pajak Kendaraan, Ini Syaratnya
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © Buletin Satu - News information About Riau