JAKARTA -- Peneliti Laboratorium Molekuler Diagnostik DKI Jakarta, Ungke Antonjaya menyarankan pemerintah melakukan metode pool test atau menggabungkan beberapa spesimen dalam satu kali tes untuk meningkatkan kapasitas pemeriksaan virus corona (Covid-19).
"Pool test memang saat ini diperlukan untuk meningkatkan kapasitas (pengetesan)," kata Ungke dalam diskusi virtual 'Ketimpangan Tes Covid-19 di Indonesia: Dari Jakarta hingga Papua', Sabtu (1/8).
Ungke mengatakan pool test juga dilakukan untuk menanggulangi kapasitas laboratorium pemeriksaan Covid-19 yang sudah penuh di sejumlah daerah.
Menurutnya, ada sejumlah hal yang harus disiapkan untuk menerapkan pool test. Misalnya, laboratorium harus melakukan validasi jumlah sampel yang siap digunakan. Kemudian memakai alat pengetesan GeneXpert, yang bisa menggabungkan lima sampel dalam satu kali tes.
"Tapi tentunya dibutuhkan validasi dahulu, berapa sampel yang akan digabungkan dalam satu tes," ujarnya.
Ungke menyebut metode pool test sebaiknya diterapkan di daerah untuk melacak kontak di klaster pasar dan perkantoran. Efektivitas pool test dapat terlihat jika positivity rate Covid-19 Indonesia di bawah 7 persen.
"Misalnya untuk pelacakan kontak atau skrining di pasar atau di kantor mungkin itu bisa," ujarnya.
Ungke mengungkapkan pool test sudah digunakan dalam mendeteksi HIV dan Hepatitis. Sedangkan di Indonesia, sebuah laboratorium di Sumatera Barat sudah memiliki pengalaman menggunakan metode pool test.
Sebelumnya, Direktur Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana BNPB, Agus Wibowo mengakui belum semua daerah melakukan tes pemeriksaan virus corona (Covid-19) sesuai yang disarankan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Belum semua wilayah di Indonesia memenuhi saran dari WHO yang satu tes per seribu (penduduk) per minggu," kata Agus dalam diskusi virtual 'Ketimpangan Tes Covid-19 di Indonesia: Dari Jakarta hingga Papua', Sabtu (1/8).
Agus mengatakan baru delapan provinsi yang memenuhi saran WHO. Delapan daerah itu, yakni Sumatera Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Gorontalo, dan Papua.
Meski demikian, kata Agus, sejumlah daerah sudah mulai menyadari pentingnya peningkatan tes Covid-19. Misalnya seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur yang sudah mulai meningkat kapasitas tes.
Sampai hari ini, Sabtu (1/8), secara kumulatif pemerintah baru bisa memeriksa sebanyak 1.517.381 spesimen dari total 875.894 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 109.936 orang dinyatakan positif virus corona. (CNI)
Komentar Anda :