Menko PMK Sebut Prodi di Kampus Tak Sesuai Kebutuhan Industri
Sabtu, 04-07-2020 - 22:46:58 WIB
Menko PMK, Muhadjir Effendy, mengatakan bahwa sebaran program studi di perguruan tinggi tidak sesuai dengan kebutuhan industri.
TERKAIT:
   
 

JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, mengatakan bahwa sebaran program studi di perguruan tinggi tidak sesuai dengan kebutuhan industri.

Menurut Muhadjir, industri lebih membutuhkan banyak lulusan program studi bidang sains. Namun, perguruan tinggi lebih banyak menyediakan program studi bidang sosial.

"Di perguruan tinggi kita telah terjadi ledakan prodi [bidang] sosial, tapi [prodi] ilmu IPA yang sebetulnya dibutuhkan dunia industri tidak berjalan dengan baik," katanya melalui konferensi video di acara Konferensi Forum Rektor Indonesia, Sabtu (4/7).

Muhadjir mengatakan bahwa situasi ini tidak sinkron dengan pemetaan jurusan yang dilakukan di pendidikan menengah. Menurutnya, pemerintah sudah memetakan perbandingan jurusan IPA dan IPS di SMA di angka tiga banding satu, sesuai kebutuhan industri.

Namun ketika lulusan SMA dan masuk ke perguruan tinggi, pemetaan ini dipatahkan karena mahasiswa bekas jurusan IPA bisa memilih prodi sosial maupun sebaliknya.

Karena itu, ia menyarankan agar karakter pendidikan tinggi diperjelas. Menurutnya, saat ini belum pemetaan jelas perguruan tinggi sebaiknya memberi kebebasan mahasiswa memilih kemampuan yang ingin dipelajari, atau dibimbing oleh pengajar.

Hal ini dilakukan, katanya, untuk memastikan kesesuaian dunia pendidikan dan industri atau link and match bisa tercapai.

Di sisi lain, Muhadjir menyampaikan angkatan usia kerja saat ini belum mampu memanfaatkan pendapatan semaksimal mungkin. Ia menyatakan pendapatan usia pekerja umumnya digunakan untuk tiga hal, menghidupi diri sendiri, menghidupi orang lain, dan berinvestasi.

"Sekarang itu yang merah [usia pekerja, pendapatannya] tidak cukup untuk menghidupi yang kuning [yang tidak bekerja]. Karena itu, pemerintah masih banyak beri jaring pengaman sosial," ucapnya.

Ia mengatakan saat ini pemerintah berupaya memperbaiki kendala tersebut dengan intervensi yang diharapkan bisa melahirkan generasi produktif, salah satunya memperbanyak lapangan pekerjaan dengan mendatangkan investor asing.

Gagasan tersebut digaungkan karena usia kerja dalam negeri belum punya pendapat yang cukup untuk melakukan investasi nasional. Akibatnya, diperlukan bantuan dari pinjaman luar negeri.

Muhadjir kemudian mengungkap bahwa salah satu kendala lainnya dalam melahirkan generasi produktif adalah berbagai masalah sejak seorang anak masih di dalam kandungan hingga dewasa.

Misalnya pada tahap awal kehidupan, kendala stunting atau kekurangan gizi paling banyak ditemukan. Situasi ini berdampak besar dalam menghambat produktivitas mereka ketika dewasa.

"57 persen angkatan kerja kita itu mantan stunting. Ini faktor angkatan kerja kita tidak produktif," katanya.

Disparitas pendidikan di tingkat pendidikan dasar dan menengah menurutnya juga jadi kendala besar. Muhadjir menekankan pemerataan pendidikan di Indonesia masih buruk.

Ini terbukti dari perbedaan fasilitas dan akses pendidikan yang dimiliki siswa di kota besar dibandingkan pelajar di pelosok Indonesia. (CNI)



 
Berita Lainnya :
  • Menko PMK Sebut Prodi di Kampus Tak Sesuai Kebutuhan Industri
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Mantan Bupati Inhil Wafat, Pj Gubri Sampaikan Dukacita Mendalam
    02 Musim Hujan Diprakirakan Berlangsung Sampai Akhir April
    03 Disnakertrans Riau Tuntaskan 28 Laporan THR
    04 5.274 JCH Riau Mulai Diberangkatkan 12 Mei 2024
    05 Nasabah BRK Syariah Ikuti Silaturahmi dan bimbingan Jemaah Calon Haji
    06 AS Tangkap Hampir 500 Mahasiswa Pedemo Pro Palestina di Kampus-Kampus
    07 Per Maret 2024, APBN Surplus Rp8,1 T
    08 Timnas Melaju ke Semifinal Piala Asia U-23. Erick Thohir, Mereka Pencetak Sejarah Baru
    09 Cuaca Cerah Berawan, Waspada Hujan Dengan Angin Kencang
    10 Timnas Indonesia U-23 Lolos Semifinal Piala Asia U-23 Usai Kalahkan Korsel melalui Drama Adu Pinalti
    11 Respon Keluhan Masyarakat, Pemko Pekanbaru Lelang Lagi Overlay 6 Ruas Jalan
    12 Menjelajah Dunia Migas di Dumai Expo 2024: Edukasi dan Kontribusi untuk Masa Depan
    13 Pj Gubri Ikuti Peringatan Hari Otonomi Daerah XXVIII Tahun 2024 di Surabaya
    14 Tim U-23 Indonesia Optimistis Redam Korea Selatan
    15 Indosat Ooredoo Hutchison Catat Lonjakan Trafik Data Sebesar 17% Sepanjang Hari Raya Idulfitri
    16 Siswa SMAN 8 Pekanbaru Banyak Lulus SNBP di Perguruan Tinggi Ternama
    17 Masih Ada Hujan di Riau
    18 Dekati Batas Waktu Pelaporan SPT Tahunan Badan, Kanwil DJP Riau Kumpulkan Asosiasi se-Riau
    19 Pj Gubri Siap Jalankan Arahan Wapres Terkait Penanggulangan Bencana
    20 Pemprov Riau Gesah Persiapan Tari Massal untuk Event BBI-BBWI dan Lancang Kuning Carnival
    21 Presiden Tegaskan Pemerintah Hormati Putusan MK Soal Pilpres yang Final dan Mengikat
    22 Masih Ada Hujan, Waspada Petir Dan Angin Kencang
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © Buletin Satu - News information About Riau