Memperbaiki Marwah, PR KPU Buntut Dugaan Korupsi Wahyu
Sabtu, 11-01-2020 - 11:00:06 WIB
Kredibilitas KPU bakal dipertanyakan oleh publik usai Komisioner Wahyu Setiawan tersandung kasus korupsi (ANTARA FOTO)
TERKAIT:
   
 

JAKARTA -- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus dugaan korupsi terkait dengan penetapan pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR 2019-2024. Kabar buruk bagi nama baik lembaga penyelenggara pemilu.

Asumsi negatif publik yang tertuju kepada KPU tak bisa dibendung. Begitu banyak yang mempertanyakan kredibilitas KPU selama ini usai Wahyu tersandung masalah korupsi di media sosial.

Ketua KPU Arief Budiman sebenarnya sudah meminta maaf kepada masyarakat Indonesia tak lama setelah KPK mengumumkan Wahyu tersangka. Akan tetapi, ucapan maaf itu tak bisa menjadi obat penawar yang mujarab dari asumsi negatif yang beredar.

Buktinya, nama Wahyu Setiawan sempat menjadi trending topic Indonesia di Twitter. Berbagai meme pun bermunculan dengan nada mengejek Wahyu serta KPU.

Ketua Konstitusi Demokrasi (Kode) Inisiatif, Veri Junaidi menganggap wajar jika masyarakat langsung mempertanyakan kredibilitas KPU usai Wahyu tersandung kasus korupsi. Meski KPU dan Wahyu telah meminta maaf, tetap saja akan ada ketidakpercayaan yang muncul dalam benak publik.

"Nah itu pastilah satu hal yang memang akan serta merta berdampak pada kepercayaan publik terhadap penyelenggara pemilu," kata Veri kepada CNNIndonesia.com saat dihubungi melalui telepon, Jumat (10/1).

Veri mengatakan bahwa penyelenggara pemilu kerap dihantui godaan untuk berlaku curang. Godaannya tergolong besar sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi para Komisioner KPU, baik level pusat mau pun daerah.

Apalagi, penyelenggara pemilu memang memiliki tugas untuk menentukan soal pergantian antar waktu (PAW) bisa dilakukan atau tidak. Hal menjerat Wahyu dalam kasus suap senilai Rp900 juta ini guna memuluskan politikus PDIP menjadi anggota DPR menggantikan orang lain yang telah meninggal dunia.

"Memang ini yang jadi tantangan bagi penyelenggara pemilu bagaimana kemudian terus solid antar penyelenggara pemilu sehingga bisa menjaga integritas," kata dia.

Saat ini, lanjut Veri, yang mesti dilakukan KPU secara kelembagaan adalah mengembalikan lagi kepercayaan masyarakat terhadap mereka. Menurut Veri, itu penting dilakukan.

Tidak menutup kemungkinan ada pihak-pihak yang mengaitkan kasus Wahyu dengan pelaksanaan Pemilu 2019 dan Pilkada 2020. Meski tidak berkaitan dengan kasus Wahyu, KPU tetap perlu menegaskan kepada publik demi melunturkan ketidakpercayaan yang berkembang.

"PR-nya bagi KPU adalah bagaimana kemudian meningkatkan kepercayaan publik. Ke depan terhadap KPU, sehingga penyelenggaraan pemilu 2020 yang nanti akan dijalankan itu bisa sukses diselenggarakan nanti," katanya.

Sementara itu, Peneliti Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Fadhli Ramdhanil menyoroti integritas penyelenggara pemilu di level daerah. Menurutnya, wajar jika dirinya mempertanyakan itu.

Wahyu, yang merupakan komisioner KPU tingkat pusat saja tergoda untuk menerima suap. Fadhli menduga penyelenggara pemilu level daerah pun sering dihantui godaan yang serupa.

"Jika di level pusat, bagaimana di level daerah. Tapi tentu proses hukum yg akan menjawab ini," kata Fadhli.

Fadhli yakin kasus Wahyu mengguncang kepercayaan publik terhadap KPU. Terutama dalam hal pelaksanaan Pilkada 2020.

KPU mesti memperkuat sistem agar tidak lagi terjadi kasus-kasus korupsi selama pelaksanaan Pilkada 2020 berlangsung. Integritas KPU akan benar-benar dipertanyakan andai pilkada mendatang diwarnai kasus rasuah.

"Oleh sebab itu, KPU mesti segera membangun sistem penjaga integritas internal untuk menghadapi potensi suap terhadap internal KPU ini," katanya.

"Salah satunya adalah sistem pengaduan internal yang aman, agar mereka yang nakal bisa dilaporkan, lalu pelapornya bisa aman," jelasnya lagi. (CNI)



 
Berita Lainnya :
  • Memperbaiki Marwah, PR KPU Buntut Dugaan Korupsi Wahyu
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Pj Gubri Pastikan Riau Telah Siap Untuk Gernas BBI/BBWI 2024
    02 Tindaklanjuti Aduan THR, Disnakertrans Riau akan Turunkan Tim Pengawas
    03 PBB Cemas Situs Nuklir Iran Jadi Target Empuk Balas Dendam Israel
    04 Harga Minyak 'Mendidih' Usai Israel Pertimbangkan Balas Serangan Iran
    05 Anggap Kekalahan Indonesia Kontroversial, Erick Thohir Kirim Surat Protes ke AFC
    06 Pemprov Riau Tak Berlakukan WFH ASN
    07 Pj Gubri SF Hariyanto Pimpin Apel Pagi Bersama Usai Libur Lebaran
    08 Waspada Ada Potensi Hujan di Sebahagian Besar Wilayah Riau.
    09 Meski Bermain Agresif Timnas U23, Harus Terima Kekalahan
    10 ASN Pemko Pekanbaru Jangan Tambah Cuti Lebaran 2024
    11 STY Optimis Hadapi Qatar Malam Ini
    12 Menteri PANRB: Pelayanan Publik Tetap WFO 100 Persen
    13 Antispiasi Kemacetan Puncak Arus Balik Libur Idulfitri di Riau, Semua Loket Pintu Tol Dibuka
    14 Cuaca Cendrung Berawan dan Ada Potensi Hujan di Sebahagian Besar Wilayah Riau.
    15 Bapenda Riau Bebaskan Denda Keterlambatan Pajak Kendaraan, Ini Syaratnya
    16 Pasca Libur Lebaran, Pj Sekda Riau Minta Kepala OPD Laporkan ASN yang Lakukan WFH
    17 Pemprov Riau akan Gelar Apel Bagi ASN Work From Office
    18 Ribuan Masyarakat Saksikan Festival Perahu Beganduang di Lubuk Jambi Kuansing
    19 Libur, Waspada Hujan di Sebagian Besar Wilayah Riau
    20 Penyeberangan Dumai-Rupat Padat, Dishub Riau Imbau Masyarakat Atur Rencana Kepulangan.
    21 Libur Lebaran, Riau Aman Karhutla
    22 Tiga Hari Arus Mudik Lebaran, 154 Penerbangan Beroperasi di Bandara SSK II Pekanbaru
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © Buletin Satu - News information About Riau