JAKARTA -- Indonesia dianggap tak lagi fokus mencari prestasi di SEA Games dan mulai membidik target yang lebih tinggi di Asian Games dan Olimpiade.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Zainudin Amali menyebut persentase atlet junior yang dikirimkan ke SEA Games 2019 lebih besar ketimbang atlet senior, yakni 60-40 persen.
Pengamat olahraga nasional, Tommy Apriantono, menganggap atlet-atlet kelas dunia yang dimiliki Indonesia tak patut lagi berlaga di pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara.
"SEA Games menurut saya penting untuk pencapaian prestasi, tapi kita harus menempatkan itu sebagai sasaran antara ke Olimpiade atau Asian Games untuk cabang-cabang tertentu. Misalnya, untuk angkat besi dan bulutangkis, mereka harusnya kirim lapis kedua atau tim junior di SEA Games yang dipersiapkan untuk ke Olimpiade 2024," kata Tommy kepada CNNIndonesia.com, Senin (25/11).
Para atlet junior yang tampil di SEA Games diharapkan bisa mendapatkan pengalaman berharga sebelum nantinya mengikuti ajang olahraga dengan skala yang lebih tinggi. Sedangkan para senior diharap bisa membimbing para atlet muda sekaligus meraih target medali seperti yang diharapkan.
Tommy memuji langkah PB PASI yang tidak menyertakan Lalu Muhammad Zohri ke SEA Games 2019, kendati peluang mendapat medali emas di nomor 100 meter sangat terbuka lebar bagi pemuda asal Lombok itu.
"Apa yang dilakukan PB PASI ini sangat baik. Meskipun Zohri belum selevel dengan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan atau Minions [Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon] tapi mereka sudah visioner, tujuannya supaya peluang atlet mudanya berprestasi tidak tertutup," jelasnya.
Melihat dari catatan prestasi, Indonesia saat ini berada di urutan kedua negara peraih medali terbanyak di SEA Games. Catatannya 1752 medali emas, 1620 perak, dan 1669 perunggu dari 29 edisi gelaran ajang multievent olahraga terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Thailand masih menjadi yang terbanyak lewat 2162 emas, 1827 perak dan 1821 perunggu. Malaysia menempati urutan ketiga, disusul Filipina dan Singapura yang melengkapi lima besar.
Kontingen Merah Putih terakhir kali menjadi juara umum ketika menjadi tuan rumah di SEA Games 2011 di Jakarta-Palembang. Kala itu, Indonesia meraih 182 medali emas, 151 perak dan 143 perunggu usai mempertandingkan lebih banyak cabor-cabor non olimpik sebagai strategi pemenangan.
Sejak 2011, Indonesia tak pernah lagi menjadi juara umum. Bahkan, untuk masuk dalam tiga besar klasemen peraih medali terbanyak pun tidak mampu.
Pada SEA Games 2013, posisi Indonesia merosot ke peringkat keempat di Naypidaw, Myanmar. Kemudian kembali merosot ke urutan kelima pada gelaran di Singapura 2015 dan Kuala Lumpur, Malaysia 2017.
Gelaran SEA Games pun kini mendapat kritik tajam dari beberapa anggotanya. Tak lagi dianggap sebagai ajang solidaritas sesama negara ASEAN, SEA Games kini dipandang hanya mengakomodir keinginan dan gengsi tuan rumah untuk menjadi juara umum.
Hal itu juga yang akhirnya membuat pemerintah Indonesia tidak menjadikan SEA Games sebagai fokus utama pencapaian target prestasi atlet. Asian Games dan Olimpiade disebut sebagai tujuan utama prestasi, sementara SEA Games dijadikan sebagai batu loncatan untuk cabang-cabang teretentu. (CNI)
Komentar Anda :