Tunggu Hasil Labor, Diskes Riau Tegaskan Kasus Cacar Monyet di Meranti Baru Dugaan Senin, 22/09/2025 | 20:20
BHARABAS MEDIA, PEKANBARU -- Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau hingga saat ini masih menunggu hasil laboratorium dari Jakarta terhadap warga asal Kabupaten Kepulauan Meranti yang sebelumnya dinyatakan suspek cacar monyet (monkeypox/Mpox).
Sampel pemeriksaan tersebut telah dikirim ke Jakarta Ahad (21/9/2025) kemarin, dan diperkirakan akan diketahui empat hari setelah dipemeriksaan labor.
Demikian disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Riau, Ns Widodo saat dikonsumsi terkait kasus suspek cacar monyot di Kabupaten Kepulauan Meranti, Senin (22/9/2025).
Widodo mengatakan, jika tim Diskes Diau telah turun langsung melakukan pengambilan sampel kepada pasien bersangkutan untuk diteliti.
"Sampel pasien suspek cacar monyet sudah diambil, dan kita kirim ke laboratorium Kementerian Kesehatan di Jakarta hari Minggu kemarin, kemungkinan hasilnya Rabu atau Kamis sudah keluar," kata Widodo.
Atas kejadian itu, lanjut Widodo, ada 17 santri di salah satu pesantren di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, kini menjalani isolasi ketat setelah diketahui melakukan kontak erat dengan seorang santri yang meninggal dunia dan diduga terinfeksi cacar monyet.
Namun, Widodo menegaskan, hingga saat ini kasus Mpox di Riau masih sebatas dugaan, dan belum ada temuan positif berdasarkan hasil laboratorium.
"Sebanyak 17 santri yang kontak dengan pasien meninggal, kita isolasi dan kita ambil sampelnya. Kasus Mpox sampai sekarang belum ditemukan, yang kemarin baru diduga. Kami masih melakukan pelacakan untuk mencari siapa saja yang pernah berkontak dengan pasien tersebut," terangnya.
Widodo menjelaskan, pasien suspek sebelumnya telah ditangani sesuai gejala medis yang muncul. Sampel pasien juga telah dikirim ke Jakarta untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Pasien yang suspek itu kita lakukan pengobatan sesuai gejala yang muncul. Sampelnya sudah diambil dan sedang dalam proses pengiriman ke Jakarta,” terangnya.
Meski ada laporan kasus, aktivitas pesantren tetap berjalan normal. Hanya mereka yang berkontak erat saja yang harus menjalani isolasi.
“Pesantren tetap buka. Yang kontak saja yang kita isolasi dan diawasi oleh Dinas Kesehatan. Namun kita harus tetap waspada, terutama saat berkontak dengan orang asing atau orang baru di lingkungan kita," tutupnya. (rls/pri)